BANJARNEGARA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membeli alat tes genom sekuensing untuk mendeteksi dan mengantisipasi penyebaran COVID-19 varian baru Mu atau B.1.621.
“Sudah membeli ‘whole genome sequencing’ untuk antisipasi itu. Harapan kita nanti kalau ada varian baru, kita bisa tes dan bisa diantisipasi,” katanya usai memimpin Rapat Evaluasi Penanganan COVID-19 di rumah dinas Bupati Banjarnegara, Senin.
Ganjar menyebutkan sejumlah petugas sudah dilakukan pelatihan untuk menggunakan alat tes genom sekuensing, bahkan beberapa sampel juga sudah diambil untuk dites agar diketahui adanya varian baru itu.
“Harapan kami minggu depan sampel yang diambil bisa lebih banyak lagi sehingga kita bisa mendeteksi sejak awal varian itu,” ujarnya.
Ganjar juga meminta bupati/wali kota di 35 kabupaten/kota untuk terus waspada meski jumlah kasus COVID-19 di Jateng terus menurun.
“Turunnya kasus, BOR dan perbaikan grafik-grafik yang ada ini jangan sampai membuat kita terlena. Tidak boleh, maka semuanya saya minta tetap menjaga,” tegasnya.
Segala bentuk keramaian, lanjut Ganjar, harus tetap diawasi dan keramaian boleh dilakukan asal dalam bentuk terbatas, protokol kesehatan ketat dan harus dengan izin.
“Kalau tanpa izin apalagi sudah ugal-ugalan, bubarkan saja. Gak boleh ragu-ragu soal itu,” katanya.
Sementara itu, dalam rakor secara daring tersebut Penjabat Sekda Jateng Prasetyo Aribowo menyebutkan jumlah kasus COVID-19 di Jateng terus mengalami penurunan dan penambahan kasus positif di Jateng pada 5 September 2021 tercatat hanya 625 kasus saja.
“Sementara untuk ‘trend positivity rate’ juga terus menurun, dari 12,88 persen di minggu ke-34 menjadi 9,65 persen di minggu ke-35 ini. BOR juga terus menurun, dengan catatan BOR ICU di Jateng saat ini hanya 22,39 persen dan BOR isolasi hanya 12,00 persen,” ujarnya.
Selain itu, tempat isolasi terpusat Asrama Haji Donohudan dengan daya tampung 684 tempat tidur hanya terisi 31 pasien saja. (ANTARA)