BRAZIL – Dikonfirmasi telah muncul 2 kasus penyakit sapi gila “tak biasa” di 2 pabrik pemotongan hewan dalam negeri. Brazil, selaku pengekspor daging terbesar di dunia, menunda ekspor daging ke pelanggan nomor satunyam, China.
Kabar demikian dilansir Reuters, melalui informasi Kementerian Pertanian negara tersebut, Sabtu (4/9).
Penangguhan itu merupakan bagian dari pakta kesehatan hewan antara China dan Brazil, sekaligus diterapkan untuk memberi waktu kepada China mengatasi masalah tersebut.
Penangguhan berlaku segera, demikian dinyatakan Kementerian Kesehatan.
China akan memutuskan kapan mulai menerima impor lagi, kata kementerian tersebut.
Penangguhan itu menjadi pukulan keras bagi para peternak Brazil. Lebih dari separuh pasokan ekspor daging Brazil dibeli oleh China dan Hong Kong.
Kementerian mengatakan kedua kasus itu teridentifikasi di pabrik daging di dua negara bagian, yakni Mato Grosso dan Minas Gerais, serta merupakan penyakit sapi gila “atipikal” keempat dan kelima yang ditemukan di Brazil selama 23 tahun.
Penyakit sapi gila “atipikal”, kata kementerian, berkembang secara spontan dan tidak ada hubungannya dengan konsumsi makanan yang terkontaminasi.
Brazil tidak pernah menjumpai kasus penyakit sapi gila “klasik”, kata lembaga negara itu.
Dua kasus tersebut dikonfirmasi pada Jumat (3/9) setelah kedua sampel dikirim ke laboratorium Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) di Alberta, Kanada, ungkap kementerian.
Sesuai kaidah internasional, kata kementerian itu, OIE diberi tahu soal dua kasus tersebut.
Kementerian menyebutkan bahwa tidak ada risiko yang ditimbulkan terhadap kesehatan manusia maupun hewan.
Pemerintah Brazil berharap penangguhan tersebut bisa segera dihapus. Sektor agribisnis berpengaruh di negara itu merupakan salah satu pendorong utama bagi ekonomi.
China adalah mitra dagang utama Brazil dan membeli sejumlah besar komoditasnya. (antara/reuters)