BANDUNG – Perkembangan teknologi yang kian pesat, marak didapati oknum yang tidak bertanggung jawab mengatasnamakan koperasi untuk mencari keuntungan golongan dengan memanfaatkan data pribadi nasabah.
Data pribadi calon nasabah itu berpotensi dimanfaatkan untuk mengirimkan pesan penipuan. Hal tersebut diutarakan Ketua Pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Mitra Usaha Sejahtera (Rahastra) Syafrizal Ikram.
“Menyayangkan di tengah perkembangan teknologi saat ini, banyak di temukan oknum-oknum yang mengatasnamakan KSP untuk mencari keuntungan pribadi dengan memanfaatkan data pribadi dari nasabah,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (27/8).
Rizal menjelaskan peminjaman melaui transaksional digital memang diperbolehkan. Namun terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi sebelum dana KSP bisa di cairkan kepada nasabah.
“Saat ini koperasi dapat melakukan transaksi peminjaman melalui teknologi digital, tetapi tidak serta merta sebuah koperasi bisa mencairkan dana begitu saja, tetap ada tahapan-tahapan yang harus diperhatikan,” katanya.
Oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut, membuat citra koperasi berubah menjadi buruk. Maka dari itu Rizal meminta para calon nasabah mencari tahu terlebih dulu background koperasi sebelum melakukan pinjaman.
Dia memaparkan ciri KSP yang dapat dipercaya, seperti mencari tahu apakah KSP tersebut pernah melakukan Rapat Anggaran Tahunan (RAT), terdaftar di dinas koperasi setempat, lokasi kantor yang jelas dan anggota yang dilibatkan dalam kegiatan koperasi termasuk ketika pemilihan kepengurusan.
“Jika hal itu tidak terpenuhi, masyarakat sebaiknya tidak melakukan transaksi apapun melalui KSP itu untuk menghindarkan diri dari berbagai ancaman buruk yang mungkin terjadi,” imbuhnya.
Dia pun mendorong masyarakat agar lebih teliti sebelum memutuskan meminjam uang baik secara digital maupun konvensional.
“Mengingat ancaman yang ditimbulkan dari KSP Bodong ini sangat berbahaya tidak hanya bagi peminjam namun juga bagi keluarga terdekat,” pungkasnya. (mg1)