Bupati Banjarnegara Minta Maaf Kepada Luhut dengan Ucapan ‘Penjahit dan Si Batak’

Jabareskpres.com – Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menjadi perbicangan warganet. Sebab, dia salah mengucapkan nama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebagai penjahit.

Atas kekeliruannya itu sempat menajdi viral di media sosial. Kemudian Budi Sarwono mengakui bahwa ucapannya bukan penghinaan kepada marga melaikan kesalahan dalam ucapan saja.

Video berdurasi 1 menit 17 detik, awalnya melaporkan perkembangan kasus Covid-19 di Banjarnegara. Menurutnya, sejak menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, kini keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien Covid-19 di Banjarnegara telah menurun. Kondisi BOR, kata Budhi, sempat mencapai 99 persen.

“Turunlah PPKM Darurat. Saya baca aturannya sesuai saran Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti oleh Menteri Dalam Negeri, dan dilaksanakan pada waktu itu rapat sama menteri siapa itu penjahit, menteri orang Batak itu, [Luhut Binsar Pandjaitan] ya pak penjahit,” sebut Budhi dalam potongan video yang viral itu.

Selain itu Budhi juga mengatakan, pembagian jaring pengaman sosial selama PPKM level 4 dan 3 terbilang efektif dan efisien. Pembagian JPS ini sebagai kompensasi atas penerapan PPKM.

“Zona merah hampir campur hitam, namun setelah ada instruksi dari Menteri Dalam Negeri sesuai saran Pak Presiden, dan semua dijabarkan oleh Pak Menteri penjahit itu, Luhut penjahit itu, saya laksanakan instruksinya,” ujarnya.

Setelah video itu viral, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui akun Instragram @kabupatenbanjarnegara kemudian mengunggah permintaan maaf  Budhi kepada Luhut pada Senin (23/8).

Dalam kesempatan itu, Budhi awalnya menjelaskan tentang kegiatan vaksinasi massal di daerahnya. Di sela penjelasannya, dia mengaku tak hafal dengan nama panjang Luhut, sehingga salah sebut.

“Mohon maaf kemarin saya menyebutkan pak penjaitan, karena saya kurang hafal namanya panjang sekali, ini sekarang saya baca yang jelas dan saya mohon maaf, adalah bapak Menko Marinves, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan,” kata Budhi dalam penggalan video permintaan maafnya.

Ucapan Budhi tidak bertujuan menghina Luhut atas kesalahan penyebutan nama tersebut. Namun, hanya sebisanya untuk berbicara.

Budhi juga meminta maaf kepada warga Tapanuli yang memiliki marga Pandjaitan, karena pada waktu sebelumnya menyebut penjahit.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan