Peneliti NASA Prediksi Asteroid Raksasa Bennu Tabrak Bumi?

Para Ilmuan National Aeronautics and Space Administration (NASA) baru-baru ini tengah meneliti ribuan asteroid yang berada didekat orbit bumi untuk menditeksi kemungkinan bantuan luar angkasa itu menabrak bumi.

Penelitian dilakukan dengan Pesawat ruang angkasa OSIRIS-Rex yang telah memakan waktu selama dua tahun.

Para ahli mempelajari satu dari ribuan asteroid yang memiliki kemungkinan besar bisa masuk ke dalam lintasan atsmpfer bumi.

Asteroid itu dinamakan Bennu. Para ahli menghitung probabilitas kumulatif sehingga diprediksi dampak Bennu akan terjadi pada tahun 2175 dan 2199. Namun, peluang Asteroid Bennu menabrak bumi memiliki perbandingan 1:2.700.

Kendati begitu NASA menyebutkan, bahwa risiko ini sedikit lebih tinggi daripada perkiraan tahun sebelumnya, meski perubahannya sangat kecil.

“Kemungkinan dampak naik sedikit tetapi itu bukan perubahan yang signifikan, kemungkinan dampak hampir sama,” ujar Davide Farnocchia seorang peneliti NASA di California dalam keterangannya.

Davide menceritakan, penelitian dengan pesawat luar angkasa OSIRIS-Rex telah diluncurkan pada September 2016 dan meluncur ke orbit asteroid Bennu pada Desember 2018.

Pesawat ruang angkasa itu, telah menghabiskan hampir dua setengah tahun mempelajari batu ruang angkasa.

“Lintasan pesawat ruang angkasa itu benar-benar menakjubkan – saya membandingkannya dengan burung kolibri,” kata Dante Lauretta seorang ilmuwan planet di University of Arizona, peneliti utama untuk OSIRIS-Rex.

Sepanjang waktu, pesawat ruang angkasa terus-menerus mencatat lokasinya yang berkaitan dengan letak dan posisi asteroid terbaru. Dengan data itu, tim penelitian selalu menyajikan data terbaru.

Kunjungan pesawat ruang angkasa mencapai puncaknya pada Oktober 2020, ketika OSIRIS-REx mengambil sampel Bebatuan Bennu untuk diteliti.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Model lintasan asteroid Bennu memiliki ketidak pastian. Sebab banyak gaya menarik batu ruang angkasa saat bergetar di sekitar tata surya bagian dalam.

Para peneliti menjelaskan, perubahan orbital kecil yang memaksa seperti radiasi dari matahari, dampak relativitas, dan gravitasi ratusan asteroid relatif besar.

Salah satu faktor jadi perhatian para ilmuwan adalah efek Yarkovsky. Efek ini dipicu oleh fluktuasi suhu konstan yang terjadi saat wilayah asteroid masuk dan keluar dari siang hari. Ini akan mendorong asteroid secara pelan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan