Simposium Pusat Perubahan Iklim ITB 2023: Refleksi Tata Kelola Iklim dalam Transisi Energi yang Berkeadilan di Indonesia Pasca COP28 UNFCCC

BANDUNG, JABAR EKSPRES – Sejak tahun 2019 hingga akhir tahun ini Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (PPI-ITB) bersama Deutsches Institut für Wirtschaftsforschung (Institut Jerman untuk Penelitian Ekonomi; DIW) Berlin melakukan proyek penelitian kolaboratif dengan tema “Memperkuat implementasi kebijakan iklim nasional: Pembelajaran empiris komparatif & menciptakan keterkaitan dengan pendanaan iklim (SNAPFI).

Konsorsium penelitian tersebut mendapat dukungan dari Kementerian Federal Jerman untuk Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Keamanan Nuklir (BMU).

Penelitian ini bertujuan untuk mendukung implementasi National Determined Contributions (NDC) di setiap negara dengan memberikan saran kebijakan yang terkait dengan isu-isu perubahan iklim.

Dalam kolaborasi tersebut Tim PPI-ITB melakukan penelitian di dua bidang, yakni Pertama, Studi Nasional di Indonesia berfokus pada tata kelola perubahan iklim di sektor energi dan strategi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca; dan kedua, Studi Internasional komparatif di Indonesia berkonsentrasi pada pendanaan iklim dan strategi adaptasi untuk mengatasi perubahan iklim.

Pada saat ini, konsorsium tersebut mengadakan kegiatan Simposium untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dan menyampaikan saran kebijakan kepada pihak-pihak yang berkaitan. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid di Conference Hall Gedung CRCS ITB Lantai 2, Kampus Jl. Ganesa No.10, Bandung, dan melalui Zoom meeting, pada Jum’at (14/12).

BACA JUGA: TSM Bandung Menjadi Mal Pengguna Pertama PLTS Atap di Bandung

Acara ini dibuka oleh Kepala PPI-ITB, Prof.Ir. Djoko Santoso Abi Suroso, Ph.D. Kemudian dalam acara ini disampaikan satu keynote speech) oleh Dr. Heiner von Lüpke seorang peneliti senior dari DIW Berlin dengan pembahasan Topik: Perspektif Global tentang Pembiayaan Transisi Energi yang Berkeadilan.

“Keadilan saat ini tidak adil jika hanya negara maju yang menghasilkan emisi dan negara berkembang yang hanya terkena dampak dari emisi tersebut”, ujar Prof. Ir.Djoko Santoso Abi Suroso, PhD selaku Ketua Pusat Perubahan Iklim ITB.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah, sebagai berikut:

a) Menyebarkan hasil penelitian SNAPFI yang berkaitan dengan tata kelola iklim Indonesia di sektor energi;

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan