Pemda KBB Ingin Percepat Program Vaksinasi, Namun Ini Kendalanya

NGAMPRAH – Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (Pemda KBB) mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sebagai upaya menekan lonjakan kasus Covid-19 beberapa pekan belakangan.

Plt Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan mengatakan pihaknya akan mempercepat vaksinasi kepada warga agar tercipta herd immunity. Sejauh ini ketersediaan stok vaksin Covid-19 diklaim masih aman.

“Kita kebut terus, mudah-mudahan juga stok vaksin masih ada sehingga tidak ada kendala. Dosis ke-1 tidak masalah, kemarin juga di IKEA sampai nanti hari Kamis itu juga dosis ke-2 juga tidak jadi masalah,” kata Hengky.

Pihaknya akan memaksimalkan sisa dosis vaksin tersisa, jika ada kekurangan, dirinya memerintahkan dinas kesehatan untuk meminta tambahan dosis vaksin kepada pemerintah provinsi.

“Memang kendalanya di kita itu nakes banyak juga yang terpapar Covid-19. Jadi yang memvaksinnya itu berkurang,” ujarnya.

Ia mengakui, masih ada masyarakatnya yang masih masih ragu untuk melakukan vaksinasi Covid-19 ini. Oleh karena itu, pihaknya bakal menggandeng tokoh agama untuk mengedukasi masyarakat.

“Memang target vaksinasi kita lumayan masih jauh. Baru sekitar hampir 300 ribu dari 1,1 juta orang kalau dihitung dari 12 tahun ke atas,” katanya.

Hengky menegaskan, dalam penerapan perpanjangan PPKM Level 4 ini hampir sama dengan aturan sebelumnya. Ia mengimbau, masyarakat untuk senantiasa menjaga prokes Covid-19.

“Dengan kondisi ini saya minta masyarakat untuk tidak berkerumun dan mengurangi mobilitas,” pungkasnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat, dari target 1.396.176 orang, hingga 20 Juli 2021 baru 247.682 orang atau 17,74 persen yang sudah divaksinasi dosis I. Sementara vaksinasi dosis II baru sebanyak 132.307 orang atau 9,48 persen.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Bandung Barat Nurul Rasyihan mengakui ada sejumlah kendala yang menyebabkan lambatnya capaian vaksinasi Covid-19 di Bandung Barat.

“Misalnya persentase lansia dan umum masih rendah, kendalanya saat melaksanakan vaksinasi di desa itu terkendala mobilitas lansia. Kadang ada yang sulit bergerak, diangkut juga sulit. Enggak efektif kalau door to door karena akan lama pelaksanaannya,” ungkap Nurul.

Kendala lainnya yakni ketersediaan dosis vaksin yang terbatas serta tenaga kesehatan (nakes) sebagai vaksinator yang juga banyak bertumbangan lantaran terpapar Covid-19.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan