LEMBANG – Pelaku pariwisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berharap ada kabar baik soal diizinkannya wisata untuk kembali beroperasi setelah tutup selama hampir satu bulan lamanya.
Sebelumnya, sektor pariwisata di Bandung Barat tutup mengikuti aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 sampai 20 Juli. Kemudian aturan tersebut diperpanjang hingga 25 Juli namun dengan istilah lain yakni PPKM Level 3.
“Kita berharap sih tanggal 26 Juli sudah bisa buka lagi, karena sekarang kondisi kita sudah sangat terpuruk dengan PPKM dari awal Juli kemarin,” ungkap Public Relation The Great Asia Africa, Intania Setiati, Minggu (25/7).
pihaknya tetap bakal menunggu arahan dari pemerintah daerah terkait izin operasional objek wisata di tengah pandemi Covid-19 kali ini. Kabarnya keputusan akan disampaikan malam hari.
“Ya kita tetap nunggu arahan dari pemerintah. Semoga tidak diperpanjang lagi, kalau diperpanjang ya pasti semakin terpuruk kondisinya,” jelasnya.
Selama tak beroperasi, pihaknya tetap melakukan perawatan area objek wisata. Hal itu dilakukan sebagai persiapan jika memang kabar baik soal izin operasional objek wisata tiba-tiba diserukan pemerintah.
“Kita tetap melakukan pemeliharaan dan pembersihan area objek wisata. Kita juga menunggu kompensasi untuk pegawai dan perawatan. Masih proses pengajuan, tapi mudah-mudahan segera cair,” kata Intan.
Namun setidaknya pengusaha sektor perhotelan dan restoran masih bisa bernafas lantaran tetap diizinkan untuk beroperasi meski dengan pembatasan amat ketat. Tak pelak hal itu berdampak lada okupansi yang sangat rendah.
“Sudah jelas tempat wisata tutup semua. Kondisi perusahaan dan karyawan memang berat sekali, meski berat tapi mungkin ini kebijakan pemerintah yang terbaik,” tutur Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) KBB Eko Suprianto.
Kendati diizinkan beroperasi nyatanya lebih banyak hotel dan restoran yang memilih tutup sementara. Alasannya tentu karena minimnya okupansi mengingat nihilnya wisatawan. Jika memaksa buka justru akan menjadi beban keuangan lantaran minimnya pemasukan.
“Rata-rata hotel dan restoran tutup karena beban operasional. Berat kalau tetap buka,” kata pria yang juga pemilik Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang tersebut. (mg6)