BOR di Kota Bandung Menurun, Begini Langkah dari Dinas Kesehatan

BANDUNG – Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Kota Bandung, Cucu Irawan mengatakan salah satu solusi atau langkah dalam menurunkan BOR (Bed Occupancy Rate) adalah memperbaiki dan memaksimalkan proses memilah dan mengategorikan pasien Covid-19 berdasarkan gejala yang dialami.

“Karena jika semua pasien Covid-19 masuk ke rumah sakit, maka penambahan atau konversi tempat tidur tidak akan cukup,” katanya melalui konferensi pers secara virtual.

Menurutnya masyarakat harus mulai memahami bahwa setiap pasien yang terpapar virus Covid-19 tidak harus masuk ke Rumah Sakit rujukan, jika bergejala ringan bisa dengan isolasi mandiri, koordinasi dengan puskesmas dan satgas setempat.

“Kita terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pihak hotel, kewilayahan dan lainnya untuk dapat menyiapkan tempat atau rumah singgah isolasi di masing masing wilayah. Ini sebagai solusi juga dalam mengurangi BOR di rumah sakit rujukan,” ujarnya.

“Jadi hanya pasien Covid-19 yang bergejala sedang hingga berat yang diarahkan masuk ke Rumah Sakit rujukan, itu akan mengurangi penumpukan pasien di Rumah Sakit juga akan menurunkan BOR, dengan tetap tidak mengurangi kualitas pelayanan,” sambung Cucu.

Di samping itu, Cucu mengungkapkan Angka keterisian tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Bandung mulai menurun. BOR di Kota Bandung turun ke angka 91 persen dari sebelumnya BOR sempat mencapai angka 94 persen.

Hal ini berkat penambahan kapasitas tempat tidur di sejumlah rumah sakit.Termasuk hadirnya 132 tempat isolasi mandiri di hampir seluruh kecamatan di Kota Bandung. Meskipun menurun, saat ini Kota Bandung masih dalam status darurat.

“Meskipun turun, kondisi ini masih belum seperti yang kita harapkan. Kita masih dalam status darurat, karena berdasarkan standar WHO, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit yaitu 60 persen,” pungkasnya.
(MG8/nur)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan