949 Pahlawan Garda Terdepan Berguguran Lawan Covid-19

JAKARTA – Perjuangan Covid-19 sampai detik ini terus berlangsung. Pahlawan-pahlawan di garda terdepan terus berguguran.

Baru-baru ini Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengumumkan sudah ada 401 dokter yang meninggal dunia akibat virus Covid-19.

Ketua PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT mengatakan, data itu dirilis IDI pada 24 Juni 2021. Pada 1 Juni, jumlah dokter yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 374.

‘’Jadi jumlah itu meningkat sangat signifikan. Secara total, sebanyak 949 tenaga kesehatan meninggal akibat Covid-19, di antaranya adalah dokter, perawat, bidan, apoteker hingga dokter gigi,’’jelas Abid dalam konferensi pers secara virtual bersama media yang digelar PB IDI, yang digelar pad Jumat lalu (25/6).

Sementara itu, Sekretaris IDI Cabang Kota Semarang dr Sigid Kirana mencatat secara total ada 846 dokter yang terpapar Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah.

“Sudah sembuh 628, dirawat sekarang mulai cukup banyak ada 60an, isolasi mandiri 90,” kata Sigid

Dokter-dokter yang terpapar tersebut, banyak di antaranya dengan usia di atas 50 tahun. Dia juga mencatat, jumlah dokter yang meninggal saat ini 23 orang.

Dia mengaku, kasus meninggalnya dokter ada peningkatan signifikan. Dulu pihaknya mengumpulkan data 1 minggu sekali. Sekarang setiap hari.

Sebagian besar didominasi dirawat di rumah atau isoman. Sebagian besar kondisinya bagus, isoman di RS.

‘’Ada beberapa ada dua residen sekarang di ICU. Kondisi stabil meski mencari terapi plasma konvalesen,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua IDI Kudus dr. Ahmad Syaifuddin M.Kes mengatakan hingga pekan lalu lebih dari 500 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Ada di antaranya yang meninggal yaitu 1 orang dokter, 2 perawat dan 1 ahli gizi.

Kabar baiknya, meski sempat mengalami lonjakan kasus dan lonjakan pasien di RS, saat ini 90% sudah kembali beraktivitas. Bahkan, minggu ini kasus di Kudus juga sudah terkendali.

“BOR [Bed Occupancy Rate tempat tidur isolasi untuk pasien] 80-85% setiap hari. Kebetulan di Kudus saat awal lonjakan semua diminta menaikkan kapasitas tempat tidur sampai 50%,” pungkasnya. (red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan