JAKARTA – Pemerintah melakukan segala upaya untuk mempercepat kemajuan pembangunan dan mendukung peningkatan energi terbarukan.
Dalam mencapai target tersebut diperlukan transfer teknologi dan investasi untuk mendorong transisi dari penggunaan bahan bakar fosil ke penggunaan energi terbarukan.
Sejalan dengan komitmen Nationally Determined Contributions Indonesia, Pemerintah juga mengutamakan pembangunan rendah karbon di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia mengapresiasi inisiatif Natural Capital Carbon Communities Superpower dalam Tri Hita Karana Climate Forum, Rabu (23/6).
Mendukung hal tersebut, Indonesia telah mereformasi iklim investasi secara signifikan dengan mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja.
Selain memberikan lebih banyak kemudahan bagi investor dan mitra pembangunan, Undang-Undang ini juga mengatur pembangunan yang tetap memperhatikan lingkungan.
Selanjutnya, Airlangga mengatakan perubahan teknologi dalam kewirausahaan dan inovasi dalam sektor keuangan dilihat sebagai kunci untuk mengubah jalur pembangunan menjadi green economy.
Bertepatan dengan Presidensi G20 Indonesia tahun 2022, Pemerintah berencana untuk meluncurkan pusat keunggulan dalam teknologi atau Centre of Future Knowledge.
Pusat teknologi ini merupakan platform untuk berinovasi dan transfer teknologi dengan kolaborasi global.
Pemerintah mengajak sektor swasta untuk mendukung inovasi teknologi karena melalui kewirausahaan sektor swasta dapat melakukan perubahan besar yang diperlukan.
“The Centre of Future Knowledge yang hijau dan berpihak pada energi terbarukan ini akan mendukung penciptaan nilai untuk dunia bisnis yang lebih baik.
Pusat teknologi ini akan fokus pada peran alih teknologi, riset dan pengembangan oleh investasi swasta dengan akademisi dan penelitian global terkemuka dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan di Indonesia,” tutur Airlangga.
Selaras dengan peluncuran Tri Hita Karana Roadmap tentang Blended Finance yang telah dikembangkan oleh komunitas global dengan panduan dari Organization for Economic Co-operation and Development, Pemerintah akan mendirikan Global Blended Finance Institute secara multilateral di Bali.
Global Blended Finance Institute akan berperan dalam menarik pendanaan untuk mengembangkan proyek dekarbonisasi berkualitas tinggi serta untuk mengurangi risiko penyandang dana dan investor swasta dengan pengembangan kapasitas pada persiapan proyek dan prinsip-prinsip keuangan campuran pada praktik yang baik.