Laki-Laki Paruh Baya Ditemukan Tewas di Alun-Alun Banjaran

BANJARAN – Para pedagang yang berjualan di Alun-alun Banjaran Desa Banjaran Kulon Kecamatan Banjaran kabupaten Bandung, digegerkan dengan ditemukannya sesosok mayat laki-laki paruh baya, Rabu (23/6).

PLH Kapolsek Banjaran, AKP Ety Mulyati membenarkan adanya salah satu warga Kampung Sindangpanon, Desa Sindangpanon, Kecamatan Banjaran, meninggal dunia di Alun-alun Banjaran.

Awal mula diketahui, kata Ety, adanya laporan saksi Andri dan Jajang datang ke Alun-alun Banjaran untuk berjualan, melihat di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ada seseorang yang diperkirakan sudah meninggal dunia, lalu melaporkan ke Polsek Banjaran.

“Menurut keterangan para saksi bahwa orang tersebut di duga gelandangan dan pengemis (Gepeng), karena sudah dua hari berada di sekitaran alun alun Banjaran,” ungkap Ety saat memberikan keterangannya.

Dikatakan Ety, korban yang meninggal sebelumnya sempat di kasih makan oleh warga sekitar dan pedagang, tetapi tidak dimakan dan ketika diajak ngobrol untuk menanyakan identitasnya pun tidak menjawab apa-apa.

“Sebelumnya korban tidak bicara apa apa hanya berdiam diri, pada akhirnya orang tersebut di temukan sudah dalam keadaan meninggal dunia di TKP tersebut,” kata Ety.

Setelah mendapatkan informasi adanya jenazah tersebut, ungkap Ety, pihaknya langsung menghubungi Tim Inafis Polresta Bandung. Sehingga, Tim Inafis langsung memeriksa korban, dan hasil identifikasi bahwa tidak ada luka-luka tanda kekerasan atau penganiayaan.

Karena tidak ada identitas, lanjut Ety, pada Pukul 09.30 WIB pihaknya akan membawa korban ke RS Hasan Sadikin Bandung, namun ada tiga orang warga Banjaran yang mengaku sebagai pihak keluarga korban.

“Tiga orang tersebut mengatakan bahwa korban yang meninggal dunia tersebut adalah keluarganya dan menurut keterangan Keluarga, korban tersebut tersebut adalah bernama Edi Saepudin (55),” jelasnya.

Menurut keterangan keluarga, tutur Ety, bahwa korban sebelum meninggal dunia sedang sakit dan mengalami depresi semenjak bercerai dengan istrinya, dan korban memiliki tiga orang anak.

“Setelah korban akan di bawa ke RSHS, pihak keluarga meminta pada Polsek Banjaran, agar tidak dilakukan pemeriksaan Autopsi atau visum, dan pihak Keluarga telah menerima dengan ikhlas bahwa kejadian tersebut merupakan musibah,” tandasnya. (yul)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan