Polemik Anisa Pohan dan Jalur Sepeda, Demokrat Sebut Ada Percobaan Adu Domba

JAKARTA – Istri Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Anisa Pohan, termasuk orang yang mencintai olahraga sepeda.

Bagi Anisa Pohan, bersepeda bukan hanya sekedar olahraga, tapi juga mendorong penataan lingkungan yang sehat. Tidak heran jika Anisa termasuk salah satu yang menolak rencana pembongkaran jalur sepeda permanen di jalan Thamrin-Sudirman, Jakarta.

Anisa sempat menulis sebuah cuitan kekecewaannya melalui akun Twitter-nya terkait rencana perombakan jalur sepeda. Cuitan itu kemudian sempat jadi bahan perbincangan.

Menanggapi itu, Juru bicara (Jubir) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai, ada pihak-pihak yang coba memancing sengaja menghebohkan cuitan Anisa Pohan.

Bahkan mengangkatnya di media masa dengan narasi-narasi negatif. Seolah ingin menghadapkan Annisa Pohan dengan Kapolri. Padahal dalam tweet-nya, Annisa sama sekali tidak menyebut siapapun.

“Tapi tidak ada menyentil siapapun. Lagipula konteks pernyataan Kapolri adalah hendak mengkaji dan mengevalusi, serta mencari formulasi yang pas untuk para pengguna sepeda, termasuk dengan melakukan studi banding ke luar negeri. Tidak ada kata bongkar,” ujar Herzaky lewat keterangan tertulis, Jumat (18/6).

Herzaky yakin, Sebagai Ketua Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI), Kapolri pasti akan mencari jalan keluar yang bijaksana, mengingat animo yang tinggi dari masyarakat untuk bersepeda.

“Saya kira ini bagus untuk perkembangan olahraga sepeda di kemudian hari, dan sejalan dengan tren gaya hidup sehat di berbagai negara,” imbuhnya

Diketahui, Isu pembongkaran jalur sepeda di jalan-jalan utama Ibukota mengemuka setelah dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kapolri (16/6), Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni dari Fraksi Partai Nasdem meminta Kapolri membongkar jalur sepeda yang dibangun Pemda DKI dengan alasan menciptakan diskriminasi antar pengguna sepeda yang berbeda.

“Mohon kiranya Pak Kapolri dengan jajarannya, terutama ada Korlantas di sini, untuk menyikapi jalur permanen dikaji ulang, bila perlu dibongkar dan semua pelaku jalan bisa menggunakan jalan tersebut. Bilamana ada risiko ditanggung masing-masing di jalan yang ada di Sudirman-Thamrin,” ujar Sahroni.

Usulan pembongkaran sepeda oleh politisi Nasdem ini mengundang kritik dari para pemangku kepentingan transportasi. Djoko Setijowarno dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) juga menolak usulan ini

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan