Kursi Komisaris BUMN Diwarnai Kepentingan Politik

Sementara itu, Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Telkom Indonesia Ahmad Reza menegaskan, setiap pengangkatan komisaris perseroan mempertimbangkan kompetensi individu masing-masing.

”Para komisaris yang diangkat punya kapasitas dan klasifikasi yang dibutuhkan bagi pengembangan bisnis perusahaan,” ujar Reza.

Penunjukan komisaris Telkom, kata dia, melalui beberapa tahap seleksi. Sosok Abdee, meski berlatar belakang utama sebagai seniman, selama ini dinilai banyak berkecimpung dalam dunia digital. Dia juga memberikan perhatian yang besar terhadap masalah hak kekayaan intelektual.

Dia menjelaskan, Abdee merupakan co-founder Importmusik.com, yakni perusahaan digital distribusi musik. Abdee juga pernah duduk sebagai tim pakar penyusunan UU Hak Cipta dan Pembentukan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN).

”Industri digital sangat bersinggungan dengan hak atas kekayaan intelektual,” tambah Reza.

Selain Abdee, di jajaran dewan komisaris Telkom ada nama Arya Sinulingga. Dia merupakan juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf. Sebelum didapuk menjadi komisaris Telkom, Arya merupakan komisaris PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

”Sesuai regulasi, komisaris tidak bisa rangkap jabatan. Jadi, dengan sendirinya saya lepas dari komisaris Inalum,” ujar Arya.

Arya menyatakan bahwa penunjukan jabatan di BUMN tidak dilakukan sembarangan. Figur yang ditunjuk pasti memiliki value yang ingin ditambahkan ke perusahaan terkait.

”Kita tahu konten Telkom itu belum kuat. Pak Erick (Menteri BUMN Erick Tohir) dorong Telkom agar masuk ke konten di sini. Abdee akan bantu supaya Telkom kuat di konten,” paparnya.

Istana juga menguatkan pemilihan Abdee tersebut. Tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan menuturkan, Abdee merupakan orang yang dibutuhkan karena visioner dan kreatif.

Terutama di masa modern dan era digital. ”Visi dan ide Abdee ini sangat dibutuhkan PT Telkom Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut, dia menyatakan, pada era disrupsi teknologi dan digital, tak hanya dibutuhkan orang yang ahli di bidang teknologi informasi. Tetapi juga sosok yang bisa menghadirkan industri kreatif.

”Telkom bukan hanya perusahaan yang bergerak di bidang perangkat dan infrastruktur telekomunikasi, tapi juga merambah dunia kreatif,” bebernya. Dia mencontohkan anak perusahaan Telkom yang bergerak di konten seluler dan e-commerce.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan