Dirut CBS Siap Terima Assessment Dari Bupati Bandung

Namun demikian, pria yang baru memasuki usia 30 tahun itu berpendapat bahwa iklim investasi pada perusahaan milik daerah akan selalu terpengaruh oleh situasi politik.

Sehingga dengan berlangsungnya Pilkada Kabupaten Bandung 2020 kemarin cukup berpengaruh pada keberlangsungan perusahaan yang tengah dikelolanya.

Salah satunya pada program BPNT, selama setahun terakhir PT.CBS biasa menyuplai sekitar 80 ton ikan untuk pengadaan protein hewani pada program tersebut, namun pasca Pilkada, hanya 20 ton ikan saja yang masih disuplaikan.

Itu membuat Adhitia prihatin, sebab banyak ibu-ibu yang selama ini dipekerjakan untuk packing ikan, sekarang diberhentikan.

“Ya terpaksa kita berhentikan, ada sekitar 70 ibu-ibu yang biasanya packing,” ujarnya.

Hal itu tidak terlepas dari dampak situasi politik yang ada, banyak suplier atau agen yang berhenti berlangganan ikan ke PIM karena memiliki suplier ikan lain yang berhubungan dengan kontrak politik.

Adhitia pun berencana akan mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama PT. CBS dalam waktu dekat ini, karena akan mendapatkan tugas baru untuk menjalankan perusahaan di daerah lain. Namun tetap akan tetap hadir di dalam struktur pemilik saham PT CBS sebagai pemilik dari 49% sahamnya.

Adhitya berharap agar di Kabupaten Bandung segera tercipta iklim investasi yang baik dengan kunci stabilitas sebagai garansinya.

Karena, kata dia, iklim investasi akan tercipta dengan baik ketika stabilitas politik dan kondusifitas di suatu daerah dapat terjaga.

“Semoga setelah resign, RUPS sebagai lembaga tertinggi Perseroan, dapat menunjuk pengganti saya dengan orang yang lebih baik dan bisa mewujudkan CBS menjadi lokomotif pembangungan di Kabupaten Bandung, demi terwujudnya Kabupaten Bandung yang Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera ( BEDAS ),” tandasnya. (yul)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan