Dari Abu Qatadah, Rasulullsh Saw. bersabda, “Pada suatu ketika kami bersembahyang bersama Nabi Saw., tiba-tiba terdengarlah suara ribut orang-orang di belakang. Setelah shalat selesai, beliaupun bertanya: “Ada apa tadi itu?” Jawab mereka: “Kami bergegas-gegas agar dapat mengikuti jamaah.” Beliau lalu bersabda: “Janganlah berlaku demikian! Jika kamu mendatangi shalat, baiklah dengan tenang. Mana yang didapatkan dengan jamaah, lakukanlah, dan mana yang tertinggal, sempurnakanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan dalam hadis yang lain dinyatakan, “Jika kamu mendengar suara qamat, maka pergilah sembahyang dan jagalah agar perlahan-lahan dan selalu tenang! Janganlah tergesa-gesa, mana yang dapat secara jamaah, lakukanlah, dan mana yang ketinggalan susulkanlah.” (HR. Jama’ah selain Turmudzi).
Keutamaan Pahala Shalat Berjamaah
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Shalat berjamaah pahalanya sama dengan dua puluh lima kali shalat sendirian. Apabila shalat berjamaah itu di tanah lapang, lalu ruku dan sujudnya secara sempurna, maka pahalanya sama dengan lima puluh kali shalat sendirian.” (HR. Hakim melalui Abu Sa’id).
Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian dengan perbedaan dua puluh lima pahala. Apabila shalat di tanah lapang yang memuat jamaah yang jauh lebih banyak, lalu shalat dikerjakan dengan sempurna, maka pahalanya menjadi lima puluh kali lipat dari pahala shalat sendirian.
Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa berjamaah dalam shalat subuh dan Isya maka baginya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari kemunafikan dan kebebasan dari kemusyrikan.” (HR. Abu Hanifah).
Semoga kita beristikomah untuk salat isya dan subuh berjamaah, agar kita dapat keutamaan dan pahala besar dari shalat jamaah tersebut. Wallahu A’lam bish-Shawab.
Drs.H.Karsidi Diningrat
* Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Band
* Mantan Ketua PW Al Washliyah Jawa Barat