Supaya Objek Wisata Tak Ditutup, Pemkab Bandung Barat Anjurkan Pengelola Patuhi Ini

BANDUNG BARAT – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta para pelaku wisata untuk mematuhi aturan dan instruksi pemerintah agar menghindari penumpukan pengunjung pada masa libur akhir pekan.

Aturan itu merujuk pada kejadian membludaknya wisatawan di Pangandaran dan Kabupaten Bandung, hingga akhirnya objek wisata di daerah tersebut ditutup  Gubernur Jabar akibat terindikasi adanya pelanggaran protokol kesehatan.

“Wisata di KBB tetap buka, tapi ingat harus taat aturan dan prokes. Seperti kapasitas pengunjung yang diperbolehkan hanya 25% dan jam operasional hingga pukul 16.00 WIB,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Heri Partomo, Selasa (18/5) kemarin.

Heri mengatakan, penutupan tempat wisata akibat melanggar prokes di mana pengunjung membludak dan menciptakan kerumunan harus jadi pelajaran.

Kondisi itu bisa dihindari jika prosedur ketat diterapkan oleh pengelola wisata kepada wisatawan yang akan masuk ke tempat mereka.

Pembatasan 25 persen dari kapasitas tempat itu adalah ketika kuota sudah terpenuhi maka wisatawan yang baru datang diminta untuk tidak dulu masuk.

Sehingga carrying capacity 25% dari kapasitas tempat tetap terjaga.

“Monitoring kami ke lapangan seperti itu, mengingatkan mereka (pelaku wisata) supaya tidak melanggar prokes. Karena kalau ada satu yang melanggar maka imbasnya bisa ke semua,” imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan Heri, pelaku wisata juga sudah membuat komitmen bahwa mereka siap untuk menutup sementara tempatnya jika muncul kasus Covid-19.

“Itu sudah jadi kesepakatan bersama. Saya harap tidak sampai ada temuan kasus dari tempat wisata, sejauh ini dari sampel rapid test antigen yang dilakukan semuanya negatif,” sambungnya.

Wakil Manager Operasional Lembang Park and Zoo, Suma Praba menyebutkan, pihaknya sejak jauh-jauh hari selalu memprioritaskan kebersihan dan kenyamanan bagi wisatawan.

Termasuk memperhatikan prokes pencegahan Covid-19 seperti yang dianjurkan pemerintah.

“Selain sterilisasi kawasan secara rutin, kami juga menyediakan sapras pendukung pencegahan Covid-19. Yang terpenting adalah pengaturan kunjungan agar tidak timbul kerumunan di dalam kawasan,” kata Suma. (mg6)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan