BEIJING – Jamaah shalat Idulfitri di beberapa masjid di China pada Kamis (13/5) kemarin, dikabarkan membeludak seperti pada tahun-tahun sebelum pandemi COVID-19.
Dilansir dari ANTARA, hampir semua masjid di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu jamaahnya meluber hingga halaman masjid.
Ruang utama Masjid Nanxiapo, Beijing, sudah tidak lagi mampu menampung jamaah shalat Idulfitri.
Demikian halnya dengan pemandangan di Masjid Niujie, masjid tertua dan terbesar di Beijing.
Masjid Idkah di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, suasananya lebih semarak lagi.
Dalam video streaming yang diputar pada Resepsi Idulfitri yang digelar oleh Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang di Beijing juga menunjukkan kemeriahan.
Ribuan umat Islam berkumpul di halaman masjid yang dibangun pada tahun 1468 Masehi itu untuk menari secara massal diiringi musik tradisional warga etnis minoritas Muslim Uighur.
“Ini menunjukkan demokratisasi dan kebebasan beribadah bagi umat Islam yang diberikan oleh pemerintah,” kata Presiden Asosiasi Islam Xinjiang (XIA) Abdur Raqib Tursuniyaz saat memberikan sambutan Resepsi Idul Fitri di Beijing.
Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang untuk pertama kalinya dalam sejarah mengadakan Resepsi Idul Fitri bersama diplomat dan media asing.
“Betul, acara ini memang baru pertama kali digelar,” kata Deputi Direktur Partai Komunis China (CPC) Daerah Otonomi Xinjiang, Xu Guixiang, saat dikonfirmasi ANTARA Beijing seusai memandu jalannya acara tersebut.
Meskipun ramai oleh jamaah, pengurus masjid di China tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti memindai kartu kesehatan melalui ponsel, mengukur suhu tubuh, dan mengenakan masker.
Uniknya, sebelum shalat Idulfitri digelar mulai pukul 08.00 waktu setempat (07.00 WIB) didahului dengan pengibaran bendera nasional China.
Media China menyebutkan bahwa 20 juta umat Islam di seluruh wilayah daratan tersebut merayakan Idulfitri secara serentak.
Perayaan Idul Fitri tahun ini lebih mendapatkan tempat di media-media nasional China dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kemeriahan suasana Lebaran di China terjadi di tengah beberapa penduduk dunia mengalami keterbatasan merayakan Idul Fitri sebagai dampak masih banyaknya kasus positif COVID-19. (antara)