Kampung Toleransi Kelurahan Paledang Bandung Miniatur Kerukunan Umat Beragama

Saling Tenggang rasa, menghagai keyakinan agama lain selalu tercipta di Kampung Toleransi. Tepatnya di Gang Ruhana Kelurahan Paledang Kota Bandung.

Nuraini Rusmana, Kota Bandung

Waktu  itu suara adzan berkumandang. Suara lafadz Allahu Akbar begitu keras terdengar dari dalam masjid Al Manah yang berada di Gang Ruhana Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong Kota Bandung.

Tidak jauh dari masjid, sebagian warga berkumpul di gereja Pantekosta. Mereka melakukan persiapan untuk menyambut peribatan Ibadah Misa Isa Al Masih.

Jarak antara Masjid Almanah dan Gereja itu tidak jauh. Hanya terpaut satu blok dari rumah warga.

Keberadaan Vihara Giri Metta juga berdekatan. Malah masih satu jalur berada di RW 02 Gang Ruhana yang terkenal pada itu.

Gang Ruhana disebut kampung tolerasi. Di kawasan itu terdapat tiga tempat ibadah. kehidupan warganya pun selalu saling menghargai. Tidak ada pertikaian. Apalagi saling bermusuhan.

Rini Ambarwulan ketua RW 02 di Gang Ruhana menuturkan, rumah ibadah pertama kali berdiri adalah Gereja Pantekosta. Tempat ibada umat kristiani itu dibangun pada tahun 1936.

Kemudian pada 1945 Vihara Giri Meta didirikan seiring banyaknya warga pemeluk agama Konhuchu yang menetap waktu itu.

Sedangkan Masjid Al Manah terbilang baru. Dibangun pada 2015. Masjid, Vihara dan Gereja itu ada di RT 2.

Perempuan yang akrab disapa Tince ini mengatakan, nama Kampung Toleransi diberikan dari hasil musyawarah antar pemeluk agama. Kerukunan yang terjalin di kampung toleransi berada di Gang Ruhana.

Ini sudah terjalin dari dulu sampai sekarang. Dari sebelum disebut kampung toleransi juga, sudah tercipta toleransi di sini,’’ucap Tince.

Masjid Al Manah di Gang Ruhana Kelurahan Paledang berdiri berdekatan dengan Gereja dan Vihara.

Kebersamaan antar warga disini selalu tercipta. Ketika hari raya imlek, begitu juga natal. Warga di gang Ruhana saling berbagi.

Hanya saja, pada tahun ini terbilang sepi karena Covid-19. Tahun kemaren ketika Imlek seluruh warga berbaur.

‘’Dulu mah rame ada masak-masak dan makan bersama, kayak pesta gitu,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan