Perlakukan dan Muliakan Anak Yatim dengan Baik

Oleh Drs. H. Karsidi Diningrat, M.Ag

 

ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan yang tidak suka menganjurkan memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Mâ’ùn, 107:1-3).

Rasulullah shalallahulaihi wa sallam telah bersabda, “Apakah engkau señang bila hatimu menjadi lunak dan dapat menemukan apa yang diperlukan; kasihanilah anak yatim; usaplah kepalanya dan berilah ia makan dari makananmu, niscaya hatimu lunak dan engkau dapat menemukan apa yang dibutuhkan.” (HR. Thabrani melalui Abu Darda).

Barangsiapa yang menginginkan hatinya menjadi lemah lembut dan berhasil memperoleh apa yang diperlukannya, maka hendaklah kita menyantuni anak yatim. Perlakukanlah ia dengan kasih sayang, berilah ia makan dari makananmu, niscaya lambat laun hati kita akan menjadi lembut dan berhasil memperoleh apa yang kita butuhkan, sebab anak yatim sangat memerlukan pertolongan, terlebih lagi apabila kedua orang tuanya tidak meninggalkan apa-apa.

Allah Swt. kelak akan membalas orang yang memuliakan anak yatim dengan pahala yang berlimpah, tidak hanya di akhirat saja, bahkan di dunia pun kita akan menerima pahala-Nya, antara lain seperti yang disebutkan dalam hadits ini bahwa yang bersangkutan akan mudah memperoleh sesuatu yang diinginkannya, sebab Allah Swt. selalu menolong hamba-Nya selagi yang bersangkutan (kita) menolong saudaranya.

Nabi Muhammad Saw. telah bersabda, “Barangsiapa berbuat baik kepada anak yatim laki-laki atau perempuan, maka aku dan dia berada di surga sama seperti ini.” (HR. Hakim melalui Anas r.a.).

Barangsiapa yang memperlakukan anak-anak yatim yang berada di bawah tanggungannya, dengan baik seperti terhadap anaknya sendiri maka kelak di hari kiamat ia akan bersama-sama dengan Nabi Saw. karena beliau sangat mencintai anak-anak yatim.

Dalam hadits lain disebutkan bahwa, ” Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. Aku dan orang yang menjamin anak yatim di surga seperti ini.” (HR. Bukhari melalui Abu Hurairah r.a.).

Tinggalkan Balasan