Ledakan Petasan, Balita di Tasik Terluka di Wajah

TASIK – Bermain petasan hingga kembang api sudah jadi tradisi bagi masyarakat, termasuk anak-anak saat Ramadan. Namun, tak jarang petasan membawa petaka bagi orang-orang yang memainkannya, khususnya anak-anak.

Petasan dan kembang api merupakan permainan berdaya ledak rendah. Jika digunakan dengan benar, petasan cenderung tidak berbahaya. Meski demikian, petasan mesti dimainkan dalam batasan tertentu dan harus diawasi orang tua. Sebab, apabila tidak hati-hati anak bisa menjadi korban dari ledakan petasan.

Seperti yang dialami Mochammad Akmal (3), balita asal Buninagara 1 Babakan RW 4 Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya. Dia mengalami luka di bagian wajahnya akibat ledakan dari petasan yang banyak dijual oleh para pedagang.

Ketua RW setempat, Ahmad Hidayat menjelaskan hal itu terjadi pada Jumat (23/4/2021) sekitar pukul 13.00. Setelah salat Jumat, Akmal membeli petasan di warung dan memainkannya bersama sang kakak.

“Sama kakaknya itu mercon dimasukkan ke dalam kompan (jerigen, Red),” paparnya seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya (Fajar Indonesia Network Grup) .

Petasan seharga Rp 500 tersebut memang mengeluarkan suara dan ledakan yang relatif kecil. Akan tetapi, lain cerita ketika di masukkan ke dalam jirigen, terlebih bekas bahan bakar.

Ketika petasan berada di dalam jirigen, Akmal melihat dengan cukup dekat di lubangnya. Alhasil ledakannya menghasilkan daya tekan yang cukup kuat ke wajah Akmal.

“Jadi gasnya keluar. Tak pecah kompannya,” terang dia menceritakan.

Akmal yang mengalami luka bakar di bagian wajah langsung dibawa ke Puskesmas terdekat. Karena perlu penanganan lebih serius, dia pun dirujuk ke RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya.

Usai kejadian itu, pihak Kelurahan, RW bersama unsur TNI-Polri melakukan razia petasan ke warung-warung. Diketahui petasan itu dipasok oleh seseorang ke warung-warung di kampung tersebut.

”Kami sudah berpesan ke warung-warung agar tak menjual petasan itu karena khawatir ke anak-anak,” tambahnya.

Dijelaskan Ahmad Hidayat, Keluarga Akmal bukan merupakan peserta BPJS Kesehatan meskipun pekerjaan ayahnya buruh serabutan. Pihaknya pun berharap para dermawan memberikan bantuan untuk pengobatan anak tersebut. “Tadi sudah ada bantuan dari Dinsos dan PKH. Keluarganya tak punya KIS. Sama saya pakai Jamkesda,” harapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan