MUI Bakal Pantau Konten Media Mainstream Selama Ramadan

BANDUNG – Tontonan yang ditayangkan dibeberapa media mainstream saat ini masih didominasi program entertainment atau hiburan. Padahal, fungsi media mainstream tak melulu soal hiburan.Harus terdapat didalamnya acara yang memiliki nilai mendidik, baik itu secara daya pikir ataupun kerohanian. Apalagi disaat bulan suci ramadan seperti ini. Untuk itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bandung mengungkapkan bahwa akan ada pembicaraan mengenai tayangan semacam itu.

“Akan ada, tapi saat ini belum,” ujar Wakil Ketua MUI Bandung, KH. Maftuh Khalil, di balaikota Bandung, Kamis (15/4).

“Karena suasana covid ini tentu masih soft begitu ya belum terlalu lama artinya pengalaman ini baru kali kedua kondisi seperti ini,” tambahnya.

Meskipun demikian, pihaknya menyatakan akan membangun koordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) tentang penayangan tayangan wajib dengan tujuan
mengedukasi masyarakat.

“Tetapi masalahnya karena kondisi pandemi ya, namun kita kedepan akan kembali mencoba membicarakan hal itu dengan pihak terkait, Insyaallah kedepannya kita akan koordinasi,” terangnya.

Sekedar informasi, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat mengajak lembaga penyiaran radio dan televisi untuk menjaga kekusyukan bulan suci Ramadhan bagi umat Islam.

Semua tayangan selama Ramadan harus mencerminkan nilai dakwah yang sejuk agar makna dakwah sesungguhnya dapat terwujud. Makna dakwah yang dimaksud adalah membangun keharmonisan, persaudaraan dan toleransi. Namun, bukan hanya berwujud ceramah atau khotbah, melainkan juga tercermin dalam siaran lainnya seperti dalam acara infotainment, film, sinetron dan siaran lainnya. Mg1

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan