Kabupaten Bandung Dipersiapkan Jadi Pusat Bisnis Kopi Arabika, Ini Alasannya

SOREANG – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran menyatakan, bahwa wilayah Kabupaten Bandung akan menjadi pusat bisnis kopi arabika Indonesia.

Tisna mengungkapkan bahwa saat ini beberapa petani kopi di Kabupaten Bandung sudah melakukan ekspor atau penjualan ke luar negeri, tapi jumlahnya masih relatif sedikit yaitu di kisaran lima kwintal hingga satu ton saja. Pemerintah Kabupaten Bandung berharap jumlah ekspor kopi lebih besar dan masif.

“Pemerintah harus mempersiapkan, jangan sampai petani itu tanam kopi rame-rame, tapi pas panen ternyata tidak laku. Pemerintah mah bukan pebisnis, jadi harus dikelola oleh lembaga bisnis, bikin perseroan terbatas (PT) nya,” ungkap Tisna saat diwawancara, Selasa (13/4).

Nantinya, lanjut Tisna, di Kecamatan Solokan Jeruk, akan diberi namanya Center Excellent. Jadi selain untuk kantor, juga ada gudang kopi hingga lantai jemurnya.

“Contoh kasus yang sederhana, setiap tahunnya ada petani yang kirim 700 ton kopi ke Medan. Jadi itu nanti yang 700 ton enggak usah ke Medan, di sini saja dijualnya langsung,” kata Tisna.

Menurut Tisna, jika jumlah luas lahan kopi yang dipanen bertambah maka petani akan kesulitan untuk memasarkannya. Oleh sebab itu, ucap Tisna, pemerintah melakukan antisipasi agar harga kopi hancur.

Karena, katanya, apabila sampai harga kopi mengalami kehancuran maka petani akan lebih lebih memilih untuk menanam sayuran, misalnya sayur kol. Jika itu dilakukan maka dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan lingkungan.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Bandung juga berupaya agar produk-produk kopi yang dihasilkan oleh petani Kabupaten Bandung tidak dijual ke orang yang salah. Tisna mengaku sudah berkoordinasi dengan pasar Eropa, Turki hingga Iran.

“Kuncinya bagaimana produk itu terjual, jadi kemarin sudah dari Turki dan Iran, delegasi dagangnya sudah ada,” jelasnya.

Tisna mengungkapkan bahwa pemerintah Kabupaten Bandung dalam menciptakan suatu program itu untuk lima tahun ke depan. Harapannya, jika program ini bisa terlaksana maka Kabupaten Bandung bisa menjadi pusat bisnis arabika Indonesia.

“Sama orang awam mah berpikir bahwa ini bakal jadi saingan, enggak masalah, masyarakat mah melihat hasilnya, kan ini belum kelihatan, kalau ada keluh kesah itu wajar, tinggal kita membuktikan,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan