Sekda Provinsi Dorong Bidang Pendidikan di Jabar Harus Kembangkan Inovasi

BANDUNG – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Setiawan Wangsaatmaja mendorong penyusunan dan sinkronisasi rencana kerja bidang pendidikan di Jabar harus mengembangkan inovasi seluas mungkin.

“Inovasi bisa dilihat dari impact-nya. Before dan after-nya harus kelihatan. Sektor pendidikan harus betul-betul (mengoptimalkannya, red) karena ini sangat memungkinkan,” ucap Setiawan di Kota Bandung, Rabu (31/3).

Menurutnya, pendidikan hari ini tak bisa lagi menggunakan cara lama. Untuk sekarang dan ke depannya, kata dia, teknologi digital harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendidik siswa.

“Dengan sentuhan inovasi, hal tersebut menjadi strategi dalam membangun visi Jabar Juara Lahir Batin,” katanya.

Lebih jauh Sekda mengajak seluruh peserta renja untuk mengoptimalkan peran Forum Perangkat Daerah Bidang Pendidikan.

Dengan pendekatan yang partisipatif, forum tersebut bisa dimanfaatkan untuk menampung dan menjaring aspirasi.

Sementara itu, guna menindaklanjuti kebijakan program bantuan kuota data internet pada masa Covid-19, Sekretaris Dinas Pendidikan (Sekdisdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Wahyu Mijaya mengatakan, seluruh sekolah di Jabar sejauh ini masih tetap melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ)  atau daring.

“Sehingga, tetap dibutuhkan kuota internet untuk melakukan pembelajaran daring,” ujar Sekdisdik.

Sekdisdik mengungkapkan, pola pembelajaran di daerah yang terjangkau internet tetap melakukan pembelajaran daring.

Sedangkan untuk daerah blank spot (tak terjangkau internet) bekerja sama dengan salah satu provider.

“Kami juga bekerja sama dengan radio amatir (Orari) dan membuat program guru kunjung,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) UPTD Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Tikomdik) Disdik Jabar, Hendra Kusuma Sumantri memaparkan, berdasarkan survei, hambatan yang dialami peserta didik selama belajar daring, yaitu sulit memahami materi, bosan, dan kurang konsentrasi.

“Untuk mengantisipasi hal tersebut, kami menyimpulkan bahwa peserta didik menyukai pembelajaran yang kontekstual, tugas tidak membebani, dan pembelajaran terjadwal (kemampuan belajar per hari 1 sampai 4 jam, red),” ungkap Hendra.

Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara (AKN), Helmi memaparkan, maksud dan tujuan diskusi ini untuk mengetahui implementasi program bantuan kuota data internet pada tahun 2020 dan perencanaan pada tahun 2021.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan