SUMEDANG – Wilayah Kabupaten Sumedang diketahui sering dilanda musibah khususnya banjir dan longsor di beberapa daerah.
Hal itu dikarenakan sejak awal tahun 2021, curah hujan di wilayah Sumedang cukup tinggi, sehingga potensi terjadinya bencana banjir serta longsor begitu besar.
Terkait hal tersebut, yayasan pegiat lingkungan, Incu Buyut Peduli Djatinangor (Ibu Djati) bersama Gelap Nyawang Nusantara (GNN) dibarengi Pecinta Gunung Geulis kembali akan melakukan penanaman pohon di wilayah Kecamatan Jatinangor pada Selasa (6/4) mendatang.
Ketua Ibu Djati, Dadang Mulyadi atau akrab disapa Dadang Bendo mengatakan, bahwa bagi Yayasan Ibu Djati, melihat banyaknya bencana banjir dan longsor di Sumedang akhir-akhir ini, tidak menyurutkan semangatnya dalam menanam pohon.
“Saya dan rekan-rekan Ibu Djati justru semakin semangat dan gencar untuk menanam pohon di sejumlah wilayah terutama diarea lahan atau hutan yang sudah gundul dihulu sungai,” kata Dadang kepada wartawan di Jatinangor pada Rabu (31/3).
Menurut Dadang Bendo, sejak awal berdirinya Ibu Dtaji, sudah sering melakukan penanaman pohon guna mengantisipasi bencana di masa yang akan datang.
“Kami terus bekerja guna menata wilayah perhutanan agar tetap lestari, jika bukan sama kita sama siapa lagi yang cinta akan alam disekitar,” ujarnya.
Ia melanjutkan, bahwa program Ibu Djati dalam menata tatanan hutan penyanga, tidak hanya berpusat di sekitar lingkungan Kecamatan Jatinangor.
“Khususnya kami akan tanami semua wilayah yang jadi hutang penyangga di Kabupaten Sumedang. Apalagi yang ada titik mata airnya itu yang harus kita perhatikan,” imbuhnya.
Dadang juga menjelaskan bahwa ia bersama Ibu Djati memiliki tujuan supaya Kabupaten Sumedang dapat tetap mendapat julukan sebagai Kota Buludru (kota paling bersih).
“Sekemampuan kami akan terus berbuat demi Kabupaten Sumedang jadi Kota Buludru. Kita punya Moto ‘Ngahijikeun Rasa, Ngawangun Tatanan’ (Menyatukan Rasa, Membangun Tatanan),” tuturnya.
Selanjutnya kata Dadang Bendo, kita jangan menunggu marahnya alam. Sebab ujarnya, apabila alam sudah murka, maka bencana akan datang.
“Kalau udah murka, alam marah, siapa yang bisa melawan? Benacana datang karena ada yang mengundang. Siapa yang mengundangnya? Ya ulah Manusia itu sendiri,” ucapnya.