JABAR EKSPRES – Warga Desa Mangunarga, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, mengalami dampak banjir yang disebabkan oleh limpahan air dari Perumahan Keandra City View Jatinangor dan Shankara Jatinangor Mountain View Residence.
Kepala Desa Mangunarga, Pepen, membenarkan kejadian tersebut, yang mengakibatkan pemukiman warganya tergenang air. “Air dari kawasan perumahan mengalir dengan debit besar ke pemukiman yang berada di bawahnya,” ujar Pepen, Kamis (12/12).
Perumahan Keandra City View dibangun oleh PT Tulus Asih Group, sementara Perumahan Shankara Jatinangor Mountain View Residence dikembangkan oleh PT Wira Sibling Indonesia. Kedua perumahan tersebut berada di Desa Cisempur, Kecamatan Jatinangor, namun area belakangnya masuk ke wilayah Desa Mangunarga.
Pepen mengungkapkan, banjir yang melanda tidak hanya berupa genangan air, tetapi juga membawa material tanah dan lumpur dari kawasan perumahan. “Debit air yang besar mengakibatkan tanah terbawa arus, sehingga genangan air menjadi campuran lumpur,” jelasnya.
Pada 7 Desember 2024, hujan deras mengakibatkan banjir yang merendam rumah 10 Kepala Keluarga (KK) di Desa Mangunarga. Pepen menyatakan bahwa pihaknya telah mengajukan keluhan kepada pengelola kedua perumahan, namun hingga kini belum ada respons positif.
“Kami sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak perumahan untuk mencari solusi agar limpahan air tidak membanjiri pemukiman, tetapi belum ada tindak lanjut,” ungkap Pepen.
Pemerintah Kecamatan Cimanggung, melalui Plt. Kasi Trantib, Didin Wahyudin, menyayangkan sikap pengembang perumahan yang tidak memberikan respons terhadap masalah ini. “Kami sudah mendatangi pihak pengembang Perumahan Keandra, tetapi mereka belum memberikan solusi yang memadai,” katanya.
Meskipun pihak perumahan sempat memberikan bantuan berupa paket sembako kepada warga terdampak, upaya untuk mengatasi masalah banjir secara permanen masih belum terwujud. Diketahui, PT Tulus Asih Group pernah berencana membangun lumbung air sebagai solusi penampungan air hujan guna mencegah banjir, namun hingga kini rencana tersebut belum direalisasikan.
“Pihak perumahan masih merencanakan pembangunan lumbung air untuk menahan limpahan air. Namun, solusi ini dirasa terlambat, karena banjir terus berulang tanpa adanya solusi konkret dari pengembang,” pungkas Didin. (Bas)