Mendikbud Izinkan Sekolah Tatap Muka Asal Sesuai Target Vaksinasi

Penutupan juga dapat dilakukan ketika di wilayah tersebut sedang dijalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menuturkan, dengan PTM, peserta didik bisa memperoleh layanan pendidikan yang lebih optimal. Sebagaimana diketahui, selama menjalani PJJ di masa pandemi Covid-19, anak-anak hanya mendapat pengetahuan (knowledge) tanpa disertai unsur-unsur pendidikan lain. Misalnya, keterampilan (skill), kepribadian (attitude), dan nilai (value).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, Kemenkes sudah menyusun timeline untuk vaksinasi tenaga pendidik. Mereka akan divaksin pada periode kedua yang ditargetkan tuntas Juli tahun ini. ’’Saya akan minta staf membuat program bersama Kemendikbud untuk penyuntikan vaksin ini,’’ tuturnya.

Daerah Sudah Mulai PTM

Beberapa daerah mulai menjalankan PTM secara terbatas. Di Kota Mojokerto, PTM untuk jenjang SD dan SMP sudah berjalan sebulan. Sejauh ini, belum ditemukan kasus paparan di lingkungan sekolah. Namun, sekitar 8 persen wali murid belum mengizinkan buah hatinya untuk mengikuti PTM.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto Amin Wachid menuturkan, satu-satunya laporan kasus siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19 terjadi pada minggu kedua PTM di salah satu SMP swasta. Namun, setelah ditelusuri, peserta didik tersebut belum pernah mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

’’Karena dari awal memang belum mendapat izin dari orang tuanya,’’ terangnya kepada Jawa Pos Radar Mojokerto.

Sementara itu, di Bondowoso, uji coba PTM sudah berjalan dua pekan untuk SMP. Siswa yang masuk dibatasi 50 persen tiap kelas. Para guru, siswa, dan tenaga pendidik lain mematuhi protokol kesehatan.

’’Bahkan, di SMPN 1 Prajekan, beberapa wali murid dilibatkan sebagai personel dukungan unit kesehatan sekolah (UKS). Wali murid merasa senang dilibatkan dalam proses uji coba PTM,’’ ucap Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso Haeriyah Yuliati kepada Jawa Pos Radar Ijen. (jawapos)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan