Perjalanan Eddy Mardjianto Seorang Pengrajin Miniatur Kereta Api Asal Cimahi

Sedangkan, waktu di Cimahi tahun 2008 pertama kali Eddy membuat Lokomotif Uap Seri B14 dengan C28. Setelah itu berkembang dan Eddy terus membuat jenis-jenis dari model miniatur kereta api yang lainnya. Begitu pun, Eddy juga membuat miniatur kapal laut, kendaraan tempur TNI, tempat apartemen, miniatur mobil untuk di Taman Mini Indonesia, dan lain-lain.

Dibalik itu, ada kesulitan yang pernah dihadapi oleh Eddy seperti banyak matrial impor yang kadang tidak tersedia lalu ia harus menunggu sampai sudah ada barang matrialnya tersebut, kemudian ia memotong matrialnya terkadang agak sulit solusinya dengan menggunakan laser untuk memotong matrial tersebut, dan mesinnya terkadang sempat rusak. Karena dari kapasitas produksinya sulit untuk di naikkan.

Apalagi ada pesanan masuk yang mendadak maka Eddy dan karyawannya akan mengalami kesulitan karena termasuk kerajinan tangan.

“Biasanya saya lemburkan, saya bikin overtime tapi overtime itu juga sebetulnya gak efektif, jadi kalau misalkan kayak kapasitasnya produksinya seminggu dua puluh, paling barter itu ya kita naikkan itu hanya bisa naik sepuluh persen,” ucapnya.

Dulu 5 tahun yang lalu, miniatur karya Eddy ini sempat dijadikan pameran di Pemkot Cimahi dengan acara pameran kerajinan, lalu sempat di jadikan pameran juga di Jakarta selama 2 sampai 3 tahun yang lalu. Saat ini, mereka (para customer) tertarik dengan miniatur tersebut melalui online baik melalui facebook, instagram.

Saat ini, karyawan yang dipekerjakan oleh Eddy sejumlah 7 orang. Saat ini, Eddy memproduksi jenis miniatur kereta api CC206, CC205, KRL, LRT.

Omset yang dihasilkan oleh Eddy tidak pernah di target untuk pendapatannya, mereka bekerja sesuai dengan pesanan yang masuk.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, mereka selalu menyetok bahannya untuk membuat model yang lain berdasarkan permintaan dari customer.

Eddy merasa bahagia, karena saat ini bisnis yang sesuai dengan keinginannya berjalan dengan baik dan bisa mencapai kesuksesan hingga saat ini.

Sejak mulainya pandemi covid-19 omsetnya kian menurun mencapai 30 sampai 40 persen, sebulan ia hanya mendapatkan 20 juta perbulan dan mencari bahan-bahannya pun menjadi sulit untuk di dapatkan.

Tinggalkan Balasan