EKSKLUSIF: Intip Pengolahan Tembakau Desa Jatiroke yang Memiliki Cita Rasa Berbeda

Setelah pengembunan, tembakau-tembakau tersebut, kata Supriatna, jika cuaca baik maka tetap didiamkan di luar hingga kering karena panas terik matahari.

“Kalau cuaca bagus mah, gak hujan gitu yah. Ya diemin aja di luar sampe kering kena matahari,” imbuh Supriatna.

Cuaca panas dan udara yang cukup gerah tidak menghentikan penelusuran jabarekspres.com dalam mencari tahu proses pengolahan tembakau petani Desa Jatiroke yang unik dan khas tersebut.

Dalam penjelasannya, Supriatna mengatakan bahwa proses yang telah ia paparkan tadi tidak hanya dilakukan selama satu atau dua hari, melainkan dilakukannya rutin selama delapan hari tujuh malam.

“Gak cuma sehari. Itu terus kita olah, ibun (pengembunan) lagi sampe dijemur kering. Diaduk lagi biar rata, terus kita ibun lagi sampe dijemur kering. Itu biasa kita selama tujuh malem,” pungkas Supriatna.

Sementara itu, kata Supriatna bahwa untuk harga jual tembakau, petani Desa Jatiroke biasa memberi harga Rp 300 ribu rupiah per satu ikat.

Ujarnya, untuk satu ikat tersebut sama dengan 20 lempeng atau kotak tempat menjemur tembakau. Apabila ditimbang, rata-rata memiliki berat 5 kilogram.

 

Penulis: Yanuar Baswata

Editor: Ira Karina

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan