Paus–Ayatollah

Dengan kalimatnya itu, Sistani seperti ingin mengesankan bahwa di Iraq tidak ada masalah antara Syiah dan Sunni. Yang membuat masalah adalah masuknya Wahabi ke Iraq.

Tanpa menyebut nama, yang dimaksud tentunya satu ini: Arab Saudi. Yakni negara yang beraliran Wahabi. Mungkin yang dimaksud Sistani adalah Arab Saudi sebelum era putra mahkota Mohamad bin Salman. Kini Arab Saudi kian menuju ke arah liberal.

Kedatangan Paus ke Iraq telah menenangkan umat Kristen. Apalagi Paus bertemu Ayatollah Sistani. Sistani seperti agak berbeda dengan umumnya Ayatollah di Iran. Sistani percaya pada demokrasi. Bahkan ia mengecam demokrasi di Iraq belum bisa diterapkan sepenuhnya.

Sikap Sistani itu menarik di kalangan Barat. Sejak lima tahun lalu beberapa lembaga di Inggris –juga kolumnis terkemuka harian New York Times mengusulkan Sistani untuk mendapat hadiah Nobel perdamaian. Demikian juga asosiasi umat Kristen di Iraq.

Pun, Paus Francis. Telah membuat sejarah penting. Beliau begitu ngotot datang ke Iraq –di tengah semua bahaya yang ada. Bahkan Paus juga ziarah ke kota Ur –sekitar 300 Km dari Najaf. Di situlah Nabi Ibrahim lahir. Ilmuwan sudah sepakat di Ur-lah Abraham lahir. Meski begitu tetap saja banyak daerah lain yang masih mengklaim Ibrahim lahir di daerah mereka.

Dari Ur, di umurnya yang 74 tahun, Abraham melakukan perjalanan suci 1.000 Km ke Syria. Lalu jalan lagi 1.000 Km ke Mesir. Terakhir jalan lagi 1.000 Km ke Kanaan –sekarang Israel– untuk menetap di situ. Itu sekitar 4.000 tahun sebelum Masehi.

Tentu, saya memonitor media Barat untuk mengikuti dan menulis kunjungan Paus yang bersejarah ini. Media Timur Tengah tidak cukup detail melaporkannya.

Dua tahun lalu Paus Francis juga ke Uni Emirat Arab. Paus berhasil menandatangani deklarasi damai dengan para tokoh Islam aliran Sunni dan Wahabi –termasuk Presiden Al Azhar dari Kairo.

Kini hal yang sama dilakukan Paus ke dunia Syiah –yang diikuti oleh 200 juta umat Islam di dunia.

Peta dunia memang sedang berubah. Ada yang membicarakan perdamaian di Timur Tengah. Ada juga yang membicarakan perang di Laut China Selatan.(Dahlan Iskan)

Tinggalkan Balasan