BANDUNG – Penjual tahu Sumedang mengeluh omzet penjualan tahunya merosot tajam. Kondisi itu salah satunya dipengaruhi oleh pandemi yang berkepanjangan.
Pintu tol Cileunyi menjadi salah satu akses utama keluar masuknya kendaraan dari luar kota untuk menuju daerah-daerah sentral di Bandung, Sumedang, dan Garut.
Dari pintu keluar tol Cileunyi pun banyak toko-toko kecil yang menjual makanan khas Bandung dan Sumedang, tapi yang paling terkenal di kawasan pintu tol Cileunyi adalah Tahu Sumedang. Namun, pembatasan akses serta izin untuk keluar kota saat pandemi saat ini berimbas kepada sepinya pembeli.
Menurut Apo Samsudin (60) salah satu penjual tahu Sumedang (makanan khas Sumedang) untuk saat ini omzet penjualan sangat merosot. Sebelumnya penjual bisa menjual lima atau tiga ancak (satu ancak kurang lebih sama dengan 144 biji). Namun, kini untuk menjual satu ancak tahu pun sangat sulit.
“Sulit, beda dengan tahun-tahun sebelum pandemi yang bisa sampe lima atau tiga ancak, sekarang sekarang buat satu ancak saja susah,” tutur Apo kepada Jabar Ekspres.
Ia menambahkan, hal tersebut bisa terjadi karena jarangnya pendatang akhir-akhir ini, terutama yang menuju daerah-daerah wisata seperti Garut atau Cipanas. Rata-rata pembeli biasanya merupakan orang luar kota yang pergi berlibur.
Ia berharap, hadirnya obat atau vaksin Covid-19 di Jawa Barat bisa membuat perekonomian di daerahnya berjalan normal kembali.