Terkait Pemkab Sumedang akan menempatkan pengungsi di Rusunawa, pihaknya mengapresiasi lebih bagus. Namun, kalau semuanya tidak tertampung lebih baik direlokasi satu tempat atau terpusat.
Selama ada pengungsi yang melakukan pengungsian mandiri, maka pendistribusian dan pengawasan logistik akan sulit terdeteksi.
“Tahap pemulihan ekonomi menurut kaca mata BPC PHRI bagaimana memulihkan ekonomi masyarakat khusus yang terdampak bencana. Bagaimana bisa bangkit dari keterpurukan,” pungkasnya.
Terkait pemulihan ekonomi, Nana menyarankan dua cara guna para korban terdampak selain tetap produktif juga dapat memiliki penghasilan.
“Pertama recovery eksternal (bagaimana berusaha/menghasilkam uang) yang kerja jadi kerja kembali, yang belum kerja diberdayakan. Dan kedua bagaimana menciptakan lapangan kerja khusus bagi pengungsi. Bisa melibatkan industri industri yang ada di kawasan Cimanggung,” ucapnya.
Seperti diketahui, BPC PHRI Sumedang yang diinisiai Muhamadiyah Disaster Managemen Center (MDMC) Sumedang menyisir lokasi lokasi pengungsi yang melakukan pengungsian mandiri di rumah kerabat/saudaranya. MDMC menemukan 70 kepala keluarga yang mengungsi di tempat saudaranya.
“Kami ketitipan bantuan dari Gipi (Gabungan Pariwisata Indonesia) DIY untuk korban terkena musibah. Hari ini ke Sumedang, termasuk di Kalimantan dan di daerah lain. Semoga musibah ini jadi itiba dan menambah kesabaran bagi keluarga korban. Sumbangan ini terdiri dari sembako, minyak goreng, mie instan, beras. Jumlahnya 70 paket sembako untuk 70 KK,” tandasnya. (Mg10/wan)