Merawat UMKM Agar Tetap Jaya Meski Pandemi

MALANG – Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Daya juang sektor usaha itu memang harus diakui mampu bertahan dari terpaan krisis yang terjadi.

Salah satu kondisi yang cukup berat adalah seperti saat ini. Pandemi penyakit akibat penyebaran virus corona baru atau COVID-19, memberikan pukulan keras pada ekonomi Indonesia. Namun, sektor usaha skala kecil mampu bertahan atau bahkan mulai tumbuh.

Berdasarkan catatan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang pada 2020, ada sebanyak 9.870 usaha mikro di Kota Malang, Jawa Timur. Usaha-usaha tersebut, tidak sedikit yang mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19.

Terjadinya pandemi COVID-19 di Indonesia, tidak menyurutkan niat sebagian orang untuk berani membuka usaha. Meskipun pengusaha besar menyatakan saat ini kondisi kian sulit karena terdampak pandemi COVID-19, namun usaha-usaha kecil malah bermunculan.

Bahkan, beberapa pelaku usaha di antaranya berani membuka usaha kecil dan mewujudkan rencana yang telah tertunda, contohnya Dinarti Listyandari (30).

Sebelum memulai usaha pada Juni 2020, Dinarti merupakan guru pemberi les privat di Kota Malang, untuk anak-anak berusia 4-17 tahun. Sebelum pandemi COVID-19, ada kurang lebih 25 anak yang menggunakan jasanya.

Namun, akibat pandemi COVID-19, anak-anak yang menggunakan jasa Dinarti berkurang hingga lebih dari 50 persen, sehingga berdampak terhadap pemasukan yang diterimanya.

Usaha kue Pia Bu Win yang dibuka sejak Juni 2020 oleh Dinarti, ternyata bukan kebetulan semata. Keluarga Dinarti, memiliki usaha serupa pada puluhan tahun lalu. Saat itu, usaha kue pia milik keluarga Dinarti tersebut, bahkan telah memiliki pabrik untuk menopang produksi.

Namun, badai krisis moneter pada 1998, membuat usaha itu bangkrut karena tidak mampu membayar pemasok bahan baku. Seiring berjalannya waktu, Dinarti akhirnya memutuskan untuk kembali membuka usaha kue itu, namun dengan usaha rintisan berskala kecil.

Di tengah tantangan untuk bertahan pada masa pandemi COVID-19, secara perlahan, usaha yang kembali dirintis Dinarti mulai membuahkan hasil. Saat ini, untuk tiap minggunya, sebanyak 600 buah kue pia laku terjual.

Memang, jumlah tersebut belum memiliki nilai ekonomi tinggi. Untuk satu kue pia, dijual dengan harga Rp1.500 per buah atau dengan total omzet kurang lebih sebanyak Rp900 ribu per minggu. Ia berharap, usaha tersebut bisa berkembang lagi ke depannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan