Begini Alasan Pemiliki PT GMN Tentang Bisnis I-GIST Tanam Kayu Jabon yang Menderita Kerugian

BANDUNG – Pemilik perusahaan PT Global Media Nusantara (GMN) membantah menjanjikan memberikan keuntungan pada bisnis I-GIST dalam bentuk pengelolaan investasi tanam pohon Jabon.

Menurutnya, produk ini bukan produk investasi, tetapi produk jual beli bibit pohon Jabon yang ditawarkan kepada masyarakat dalam bentuk penghijauan dalam program International Green Investment System (I-GIST).

“Sistemnya masyarakat boleh beli paket bibit pohon Jabon dengan paket yang beraneka ragam jenisnya, bahkan bisa beli mulai dari satu pohon,”katanya dalam keterangan tertulisnya kepada Jabarekspres.com, Minggu, (31/1).

Dia juga menyebut tidak memberikan jaminan soal nilai hasil panen dari pohon jabon. Hal tersebut dapat dilihat dalam klausul yang terdapat di dalam sertifikat pemilik pohon.

“Jadi hasil panen menyesuaikan dengan hasil riil pohonnya ketika dipanen. Kami tidak ada menjanjijkan jaminan nilai dari hasil panen, bisa dicek di klausul-klausalul yang ada di sertifkat dan akad yang disepakati antara pemilik pohon,” terangnya.

Untuk itu, jika kegagalan hasil panen pohon jabon tersebut adalah karena ada kesalahan dari nilai proyeksi yang didapatkan dari literatur dan penelitian yang beredar sekitar tahun 2011 hingga 2012. Sehingga mengalami kerugian.

“kekecewaan ini tidak hanya terjadi di I-GIST, tetapi hampir semua penanam pohon jabon yang berpatokan pada literatur dan media tersebut mengalami kekecewaan,” tulisnya.

Sebelumnya dikabarkan, puluhan orang yang mengatasnamakan dari komunitas Green Warrior (GW) mendatangi kantor PT.GMN untuk meminta kejelasan terkait investasi dengan sistem pembelian pohon Jati Kebon alias Jabon.

“Janjinya setelah berjalan lima tahun akan panen dan memberikan keuntungan kepada para investor tapi sampai sekarang belum ada kabar,”ucap Sri utami asal Yogyakarta, Sabtu kemarin kepada Jabar Ekspres.

Dia mengaku mengikuti investasi itu karena tergiur dengan keuntungan yang diberikan dan telah berinvestasi sebesar Rp 12 juta. Tapi, hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda memberikan hasil panen.

“Paling pokok adalah kami sampai datang kesini, kondisi Covid seperti ini ya, ini tidak mudah bagi kami ya. Kami hanya ingin meminta pertanggungjawaban dari PT Global Media Nusantara dan juga PT. Agro Bisnis,”tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan