JAKARTA – Pengamat politik Ujang Komarudin meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tidak sibuk melulu dengan media sosialnya
Ujang juga mengimbau anggota DPR RI tidak baperan menanggapi manuver Sandi tersebut. Hal ini disampaikan Ujang melihat perseteruan antara sejumlah anggota Komisi X DPR RI dengan Sandi. Adapun hal itu dimulai dari unggahan Sandi di media sosial yang menyebut anggota Komisi X DPR RI mayoritas tidur, sehingga tidak mengikutinya berolahraga dan melihat UMKM di GBK.
Walau unggahan itu akhirnya dihapus, sejumlah anggota Komisi X, di antaranya Putra Nababan merespons.
“Posting-an Sandi bisa saja sudah menyinggung para anggota Komisi X, salah satunya Putra Nababan. Apa yang dikatakan Putra Nababan ada benarnya, seolah-olah yang enggak datang lari pagi itu bersalah. Dan Sandi juga kapasitasnya sebagai Menparekraf. Bukan Menteri Pemuda dan Olahraga,” kata Ujang kepada JPNN.com, Kamis (28/1).
Ujang menilai manuver Sandi itu tak lebih dari politik pencitraan. Dalam perspektif kinerja, Ujang menganggap hal itu bisa berbahaya bagi kemitraan Sandi dengan DPR RI.
“Politik pencitraan memang bisa berbahaya dan bisa menyinggung banyak orang. Apalagi sudah dianggap mem-framing negatif pihak lain,” kata dia.
Meski demikian, Ujang meminta anggota DPR tidak merespons berlebihan manuver Sandi itu. Ujang mengimbau Sandi dan para legislator menghargai kerja masing-masing saja.
“Sandi jangan offside dengan kerjanya. Dan DPR juga tak perlu baperan,” tegas Ujang. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menganggap Sandi memang terbiasa aktif di media sosial.
Perlu ada pihak yang mengingatkan bahwa Sandi saat ini merupakan pejabat negara, bukan masyarakat sipil biasa. “Mungkin kegemaran Sandi show up di media sosial. Namun sepertinya postingan terkait ajakan olahraga untuk Komisi X itu offside,” jelas Ujang. (Jpnn)