Selama 20 tahun dalam pelarian Lao memang berganti-ganti nama. Juga berganti alamat. Pindah-pindah –dari satu kota ke kota lainnya. Dia juga pindah-pindah pekerjaan. Terutama di tempat-tempat hiburan malam.
Lao berasal dari kota kecil di provinsi Jiangxi. Dari daerah selatan. Sudah dekat dengan provinsi Guangdong.
Suaminyi, juga dari kota yang berdekatan. Nama sang suami: Fa Ziying. Mereka bertemu di tahun 1993. Lalu menikah. Saat menikah itu Lao sudah punya pekerjaan: sebagai guru SD. Waktu itu Tiongkok masih sangat miskin. Mereka pun merantau ke kota besar.
Baca Juga:Piala Dunia U-20 Ditunda, Renovasi GBT Surabaya Tetap JalanTetapkan Puncak Zona Merah Covid-19
Di kota itulah mereka mulai kesulitan hidup. Lalu terpikir untuk melakukan usaha ini: memeras orang kaya.
Sang istri bertugas mencari mangsa. Di klub-klub malam. Dia harus bisa merayu laki-laki berduit. Setelah terpikat si laki-laki diajak ke apartemennyi.
Itu adalah apartemen sewaan. Di kamar itu suami Lao sudah menunggu. Korban diperas. Kalau melawan diancam dibunuh.
Setelah berhasil mendapat uang Fa dan Lao pindah ke kota lain. Melakukan hal yang sama.
Suatu hari mereka pindah ke kota Zhengzhou, Henan. Pasangan ini mulai membunuh korbannya di sini. Rupanya ia tidak berhasil memeras. Maka Fa-Lao membunuhnya. Mereka lalu menggunakan identitas korban untuk mendatangi rumah korban. Istri korban percaya saja. Mereka dipersiapkan masuk rumah.
Di dalam rumah itulah mereka membunuh istri korban. Lalu merampok. Ternyata masih ada anak kecil di rumah itu. Seorang gadis kecil. Sekalian saja dibunuh.
Fa dan Lao pindah kota lagi.
Mereka mencari mangsa lagi. Dengan cara yang sama. Total sampai 7 orang yang mereka bunuh.
Belum lagi yang diperas tanpa perlu dibunuh.
Baca Juga:Walikota Depok Larang Kerumunan saat Perayaan Tahun BaruUtang Indonesia Nyaris Tembus Rp6 Ribu Triliun
Di hari lain mereka kena batunya. Yakni saat di kota Hefei, kota terbesar di provinsi Anhui.
Mereka berhasil mendapat mangsa. Korban disekap di kamar apartemen sewaan. Fa lantas menghubungi istri korban. Minta tebusan untuk sang suami.
Si istri menyanggupi menyerahkan uang 10.000 yuan. Sekitar Rp 20 juta. Maka Fa datang ke rumah korban.
Si istri rupanya sudah mengontak polisi.
Fa pun disergap saat mengambil uang tebusan itu. Terjadilah drama tembak-menembak di lokasi itu.
