JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengtakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih menunggu data dari Sinovac serta hasil uji klinis dari Bandung dan Brazil guna memberikan izin terhadap 1,2 juta vaksin Covid-19 yang telah tiba di Indonesia.
“Kita harap emergency user authorization dapat segera diterbitkan BPOM karena menunggu data dari Sinovac dan menunggu hasil dari clinical trial di Bandung dan Brazil yang rencananya selesai pada 15 Desember,” kata Airlangga dalam acara Bisnis Indonesia Award 2020 di Jakarta, Senin (14/12).
Airlangga menyatakan, keberadaan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 ini diharapkan mampu menjadi game changer untuk menahan penyebaran kasus pandemi sekaligus mendorong momentum pemulihan ekonomi.
“Indonesia terus mendorong momentum pemulihan ekonomi dengan menjaga keseimbangan antara penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi,” katanya.
Tak hanya itu, Airlangga menuturkan adanya vaksin ini dipercaya akan dapat meningkatkan kepercayaan publik untuk melakukan berbagai kegiatan sehingga pemulihan ekonomi nasional secara penuh segera terjadi.
Hal tersebut sejalan dengan tingkat kesembuhan di Indonesia yang mencapai 82,21 persen, lebih tinggi dari rata-rata kesembuhan global.
Menurutnya, tingkat kesembuhan di Indonesia yang melebihi rata-rata global menunjukkan penanganan pandemi di dalam negeri sudah sesuai koridor.
Terlebih lagi, ia memastikan keseimbangan upaya 3T yaitu testing, tracing, dan treatment sekaligus 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan akan mampu menciptakan pemulihan penuh pada tahun depan.
“Protokol kesehatan yang terus kita jaga, pemerintah percaya bahwa 2021 ini menjadi tahun pemulihan. Tahun yang memberikan peluang kepada ekonomi nasional agar ekonomi nasional kita bisa bergerak,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Airlangga mengatakan selain 1,2 juta dosis vaksin yang telah tiba nantinya Indonesia juga akan menerima 1,8 juta vaksin dalam bentuk jadi pada tahun depan.
“Diikuti dengan dalam bentuk bahan baku pada Desember akan ada 15 juta yang diharapkan bisa diproduksi Bio Farma,” katanya. (riz/fin)