Pancasila Memiliki Nilai Kearifan untuk Membangun Karakter Bangsa

BANDUNG- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Bambang Soesatyo dalam teleconferencenya menilai, Pancasila sejak didiciptakan sudah melalui pemikiran matang dengan melihat kultur budaya bangasa Indonesia yang beragam.

Menurutnya, memaknai kearifan Pancasila dari proses kelahirannya berawal dri pemikiran tokoh bangsa dalam sidang Badan Penyelidikan Usaha Persapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dari proses menerima  dan menghormati perbedaan pandangan dan pendapat kebersaran jiwa dengan tidak memaksakan kehendak mayoritas terhadap minoritas.

Untuk itu, Sosialisasi 4 pilar ini, selaras dengan upaya MPR RI sebagai rumah kebangsaan mengawali Pancasila dan kedaualtan rakyat.

MPR sebagai lembaga negara dengan kewenangan tertinggi dengan pembentuk konstitusi diharapkan dapat menjadi representasi majelis kebangsaan yang menjalankan mandat konstitusi.

’’Kita tengah mengahadapi tantangan selain masalah pandemic covid yang telah menggerus pendapatan maupun penerimaan negara termasuk daya beli masyarakat hendaknya nilai-nilai Pancasila dalam keseharian tetap dijalannkan,” ujarnya

Bambang mengatakan, jika dipadukan antara agama dan nilai nasionalisme ibarat dua rel kereta api. keduanya harus terus bersinergi dan berdampingan dengan kokoh dan seimbang. Sebab, jika satu rel patah maka bukan hanya kereta api yang berada diatasnya tidak dapat mengantarkan penumpang kepada tujuannya. Namun kereta api itu akan terjengkal”

Untuk itu, Nilai-nilai Pancasila sudah final. Jangan sampai bangsa Indonesia bisa diadu domba apalagi mengatas namakan agama. Karna agama tidak pernah mengajarkan kekerasan, fitnah, adu domba apalagi menyebarkan kebencian.

Bambang mengajak, kepada generasi muda dikalangan mahasiswa untuk betul-betul mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan begitu, tatanan kehidupan masyarakat akan tercermin dengan sikap saling menghormati, toleransi, dan taat pada aturan.

Sementara itu, Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Muda Jabar Cucu Sukmana mengatakan,  di masyarakat masalah kebangsaan seperti mengalami disorientasi dan belum sepenuhnya dihayatinya. Sehingga, dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila jadi bergeser pada nilai etika dalam kehidupan.

Dia menilai, dunia pendidikan memiliki peran utama untuk membentuk pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual melainkan juga berkarakter baik.

Akan tetapi pada kenyataannya, pola program pendidikan karakter ini tidak memiliki tolak ukur keberhasilannya.Sehingga harus ada penilaian capaian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan