HAURWANGI – Seorang ahli waris Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, mengaku bahwa Bantuan Sembako Beras (BSB) Program Keluarga Harapan (PKH) diduga disunat oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Bantuan Sosial Beras (BSB) yang diterima KPM tersebut lebih sedikit dari biasanya.
ET (38) salah seorang keluarga KPM mengatakan, bantuan BSB yang diterima orang tuanya tidak sesuai. Diduga ada potongan yang dilakukan oknum ketua kelompok, dan Pendamping PKH.
“Memang PKH itu atas nama ayah, karena sudah meninggal sehingga bantuan diambil oleh istri almarhum. Namun, kali ini karena yang menerimanya ahli waris itu tidak sesuai dan ada potongan,” kata dia kepada Wartawan, kemarin.
ET menjelaskan, pihaknya sempat mempertanyakan adanya potongan BSB ke pihak pendamping PKH. Namun, tidak lama Ketua Kelompok PKH RW 07 menghubungi dirinya.
“Dalam pesan singkat ketua kelompok PKH itu mengatakan berhubung penerimanya sudah meninggal dan diambil ahli waris sehingga dipotong, itu pun atas kesepakatan dengan Desa,” ujarnya.
Potongan tersebut, lanjut ET, kata ketua kelompok akan dibagikan kembali kepada yang layak menerima dan itu sudah prosedur PKH serta Desa.
“Katanya sudah prosedur PKH dan Desa adanya pemotongan tersebut,” tuturnya.
Tidak hanya potongan BSB saja, di Desa Cipeuyeum juga setiap KPM diminta uang sebesar Rp 5 ribu.
Uang tersebut dijelaskan, untuk biaya kuli panggul beras, kebersihan Desa, dan upah antar dari Desa ke Sawala.
Diketahui, KPM di Desa Cipeuyeum kurang lebih mencapai 400 KPM, bila dikalkulasi dan dikumpulkan, uang yang diminta ke setiap KPM totalnya mencapai Rp 2 juta.
Disisi lain, Kepala Desa Cipeyeum, Kecamatan Haurwangi, Entis Sutisna, membantah adanya kesepakatan prosedur potongan tersebut.
“Tidak benar, kami belum pernah ada kesepakatan tersebut dengan PKH,” kata dia saat dihubungi melalui telepon selular.
Bahkan, lanjut Entis, pihaknya sudah memanggil Ketua dan Pendamping PKH untuk menjelaskan adanya tuduhan tersebut.