Ngeri! Demo Tolak UU Omnibus Law Bisa Menimbulkan Kluster Baru

CIMAHI – Bukan hanya berdampak terhadap aktivitas produksi yang terhenti, kalangan pengusaha di Kota Cimahi juga khawatir aksi demo menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja malah akan menimbulkan kluster baru penularan Corona Virus Disease (Covid-19).

Sebab, aksi yang diikuti ribuan buruh itu dilakukan tanpa jarak. Seperti yang sempat terpantau pada Kamis (8/10) dari Jalan Raya Melong hingga Kawasan Cimindi. Para buruh yang menaiki mobil truk terpantau berdempet-dempetan tanpa ada sekat, meski menggunakan masker.

Aksi kerumunan massa itu jelas membuat pengusaha di Kota Cimahi resah para pekerjanya malah akan membawa virus korona usai demo nanti. “Saya melihatnya ngeri juga  ada kerumunan, tidak jaga jarak,” kata Sekretaris Apindo Kota Cimahi, Christina Simanjuntak saat dihubungi.

Dikatakannya, ia dan para pengusaha sendiri belum berkumpul untuk membahas mengenai imbas aksi buruh terhadap kesehatan mereka. Sepengetahuannya, kata dia, setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing.

“Kebijakan masing-masing perusahaan beda. Ada yang mensyaratkan sebelum kerja rapid test dan sebagainya,” ujarnya.

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kota Cimahi, Uce Herdiana mengklaim sejak hari pertama sudah memantau aksi buruh. Untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di kalangan buruh pascademo ini, pihaknyaakan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan.

“Sebelumnya juga kita sudah koordinasi dengan serikat pekerja untuk melaksanakan protokol kesehatan. Tapi nyatanya untuk menjaga jarak sulit juga sepertinya,” kata Uce.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Chanifah Listyarini menganjurkan bagi buruh yang ikut aksi agar melakukan isolasi mandiri selama 10 hari hingga virusnya hilang. Sementara yang merasakan gejala disarankan untuk melakukan tes Covid-19.

“Kita imbau buruh istirahat dulu di rumah karena takutnya bawa virus. Kalau yang merasakan gejala Covid-19 datangi fasilitas kesehatan,” imbuhnya.

Kapolres Cimahi, AKBP M Yoris Maulana Yusuf mengatakan, massa aksi diprediksi berjumlah 10 ribu buruh dari seluruh pabrik di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB). Beruntung, tidak ada kekacauan selama pergerakan buruh menuju Kota Bandung.

“Kita melakukan pengawalan mulai dari massa yang ada di Bandung Barat dan juga Margaasih serta Kota Cimahi. Kita kawal sampai dengan perbatasan Kota Bandung. Jumlah massa diperkirakan sekitar 10 ribu buruh lebih,” ungkap Yoris di Cimahi, Kamis (8/10).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan