Dana Stimulus Ekonomi Ditambah

JAKARTA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi merasa belum puas dengan sejumlah program pemerintah dalam menangani dampak Covid-19 baik dari segi kesehatan maupun stimulus ekonomi.

Meskipun pemerintah sudah melakukan banyak hal untuk meringankan beban masyarakat akibat pandemi, Jokowi menginginkan hal stimulus yang lebih lagi.

Pemerintah sejauh ini telah mengalokasikan anggaran awal sebesar Rp 203,9 triliun dan sekarang menjadi Rp 239,53 trilun untuk mendukung upaya-upaya tersebut, khususnya untuk klaster perlindungan sosial.

Dana tersebut direalisasikan ke berbagai program, seperti PKH (Program Keluarga Harapan), BPNT (Bantuan Pangan Nontunai), Sembako, BST (Bantuan Sosial Tunai), Kartu Prakerja, BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dana Desa, Banpres Produktif untuk Modal Kerja, Subsidi Gaji, dan Diskon Listrik.

Namun demikian, Jokowi melihat masih terdapat potensi peningkatan yang dapat dilakukan dari upaya-upaya itu. “Saya ingin menteri-menteri lebih baik lagi bekerja mencari program yang lebih tepat sasaran. Semua harus terus kita perbaiki. Masih banyak kerja keras yang perlu dikerjakan. Kita harus terus melakukan penyesuaian kebijakan, mencari yang lebih baik,” ujarnya dalam video yang diunggah akun Sekretariat Presiden di YouTube, kemarin.

Terkait hal itu, Jokowi mengajak masyarakat untuk tidak ragu dalam memberikan usulan-usulan terhadap perbaikan kebijakan ke depan.

Kepala Negara juga telah memerintahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk membuka keran masukan terhadap kebijakan-kebijakan. Tujuh bulan penanganan pandemi memberikan banyak hal yang dapat dipelajari dan disesuaikan dari waktu ke waktu.

Virus Covid-19 penyebab pandemi yang hingga kini terus dipelajari dan berkembang dalam ranah keilmuan menuntut penanganan dan kebijakan yang adaptif mengikuti perkembangan tersebut dengan disertai penyesuaian terhadap karakteristik masyarakat.

“Misalnya, pembatasan sosial. Saya kira harus kita sesuaikan. Untuk itu, saya menekankan pentingnya Pembatasan Sosial Berskala Mikro. Kita buat lebih terarah, spesifik, tajam, dan fokus mengatasi masalah Covid tapi tidak membunuh ekonomi dan kehidupan masyarakat,” kata dia.

Menurut Jokowi, solusi terbaik untuk menangani pandemi ini harus terus dicari dan dikembangkan. Apa yang dinilai sebagai solusi terbaik yang sudah diterapkan di suatu negara belum tentu dapat diterapkan persis di negara-negara lain oleh karena perbedaan kondisi.

Tinggalkan Balasan