Kalau pun ada politiknya jangan lebih 10 persen.
Tidak mungkin BUMN 100 persen bebas politik. Pun Temasek.
Siapa yang ditunjuk sebagai pimpinan puncak perusahaan BUMN pastilah ada unsur politiknya. Termasuk mengapa pimpinan puncak Temasek dipercayakan kepada madam Ho Ching.
Madam Ho Ching adalah istri perdana menteri Singapura Lee Hsien Loong. Bahkan sejak Ho Ching masih berstatus menantu Lee Kuan Yew.
Bagaimana pula madam Ho Chin bisa menduduki jabatan CEO Temasek begitu lama. Pasti ada bau politik. Sejak 2004 Ho Ching menjadi CEO. Berarti sudah 16 tahun.
Itu berarti Temasek itu stabil sekali. Kestabilan politik di Singapura adalah sumber dari kestabilan Temasek. Perusahaan itu, rasionalnya, memang tidak boleh sering-sering ganti CEO. Perusahaan itu berbeda dengan birokrasi. Perusahaan memerlukan strategi jangka panjang. Yang harus secara konsisten dipegang.
Pemegang strategi yang terbaik adalah yang melahirkan strategi itu. Atau yang ikut merumuskan dan meyakini kebenaran strategi itu.
Kestabilan seperti itu yang tidak ada di BUMN Indonesia. Sumbernya, ya, ketidak stabilan politik. Bahkan ada BUMN besar yang dirutnya berganti tiga kali dalam dua tahun. Ada juga direksi baru yang pekerjaannya memperkarakan direksi sebelumnya. Bukan karena idealisme tapi hanya untuk menutupi kelemahannya.
Semua itu karena unsur politik lebih dominan di BUMN.
CEO BUMN memang ditentukan secara politik. Yakni ditentukan oleh pemerintah. Tapi di Temasek di bawah CEO, semuanya murni profesional. Sampai ke dirut-dirut perusahaan di bawahnya. Apalagi yang di bawahnya lagi.
Penentuan CEO-nya pun bukan semata-mata menantu atau istri. Tapi kapasitas yang diakui secara luas.
Saya bersyukur mengenal secara pribadi madam Ho Ching. Beberapa kali bertemu. Atau makan bersama. Atau bertukar e-mail. Sejak sebelum menjadi sesuatu.
Saya lihat sama sekali tidak ada ‘bau politik’ pada diri madam Ho Ching. Saya melihat tidak ada pengawalan saat dia datang untuk makan malam di sebuah restaurant di sebuah hotel. Tidak juga ada ajudan. Jauh dari kesan istri seorang perdana menteri.
Demikian juga kantornyi di kantor pusat Temasek: begitu simpel. Minimalis. Jauh dari kesan kantor seorang CEO Temasek yang kita bayangkan.