Disparbud Kab. Bandung Klaim Pengelola Wisata Sudah Patuh Terapkan Protokol Kesehatan

SOREANG – Hingga saat ini belum ada objek wisata yang diberikan sanksi terkait pelanggaran protokol kesehatan.

Hal itu dikatakan Kabid Promosi dan Ekraf Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bandung, Vena Andriana.

Namun ada sejumlah objek wisata atau restoran yang mendapatkan teguran. Sebab, untuk melakukan pengecekan, biasanya Kepala Dinas (Kadis) suka mendatangi tempat-tempat wisata itu secara diam-diam.

’’Ya kaya jadi mistery guest, misal datang ke restoran. Makan kemudian memberikan tugas ke saya untuk ditindaklanjuti,” ungkap Vena saat wawancara di Kantor Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bandung, Senin (10/9).

Disparbud Kabupaten Bandung sebenarnya tidak melarang wisatawan dari manapun untuk berkunjung ke Kabupaten Bandung. Asalkan kondisi tubuhnya dalam keadaan sehat.

Oleh karena itu, kami selalu mengetatkan protokol kesehatan di seluruh objek wisata. Dari awal reopening kita betul-betul melaksanakan edukasi dan simulasi yang lebih detail, agar pengunjung maupun pengelola tetap menerapkan protokol kesehatan.

Di masa pandemi Covid 19, sejumlah destinasi wisata, hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Bandung telah kembali aktif. Berdasarkan catatan di lapangan, jumlah pengunjungnya pun sudah cukup signifikan, apalagi pada saat weekend.

“Okupansi hotel rata-rata di angka 80-100 persen. Ada beberapa destinasi wisata yang sudah full sampai Desember,” jelasnya.

Lebih lanjut lagi Vena menyatakan, Disparbud Kabupaten Bandung memiliki program Pay Now Stay Later. Sehingga, wisatawan bisa melakukan booking terlebih dahulu. Tentunya, dengan harga yang lebih murah atau diskon.

“Pengunjung rata-rata dari area Bandung sampai Jakarta. Kalau dari daerah Jawa Tengah mah belum ada,” ucapnya.

Untuk saat ini, kunjungan tertinggi wisatawan masih di daerah Ciwidey. Pihaknya akan membuat traffic baru. Sehingga, wisatawan tidak hanya berkunjung ke Ciwidey, tapi juga bisa berkunjung ke Pangalengan dan lokasi lainnya.

Menurutnya, Kemenpar sudah floating lima area. Nantinya destinasi wisata ada zonanya. Misalnya nemoditurism berada di wilayah Pasir Jambu, Ciwidey dan Rancabali, wisata alam atau agro ada di Pangalengan, destinasi digital itu ada di Bandung Utara.

’’Nah yang sedang trending saat ini adalah wisata camping, karena wisata tersebut lebih murah,’’ pungkasnya. (yul/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan