Wakil Ketua MPR RI: Perlu Kerja Konkrit di Semua Bidang untuk Melawan Ideologi Transnasional

Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menegaskan bahwa untuk melawan ideologi transnasional yang saat ini berkembang di Indonesia, diperlukan kerja konkret di segala bidang, mulai dari politik, ekonomi, sosial, sampai bidang budaya.

Menurut dia, jika nasionalisme dan sistem demokrasi yang sekarang dianut bangsa Indonesia tidak membuahkan hasil nyata yang menyejahterakan apalagi membahagiakan rakyat, maka dikhawatirkan rakyat akan menoleh pada ideologi lain sebagai alternatif misalnya ideologi transnasional yang mengusung konsep negara khilafah.

“Jika nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kita membuat kampung-kampung tangguh yang di dalamnya terdapat gotong royong saat bangsa ini menghadapi pandemi COVID-19, rakyat akan merasakan langsung manfaat gotong royong yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila,” kata Ahmad Basarah dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Hal itu dikatakan Basarah saat membuka sekaligus memberi kata sambutan dalam Rakernas Persatuan Alumni GMNI di Jakarta, Sabtu.

Basarah mengatakan gotong royong menghadapi pandemi COVID-19 merupakan salah salah satu bentuk kerja konkret sehingga jika hal tersebut dirasakan masyarakat, maka tidak akan lagi tertarik pada ideologi lain termasuk transnasionalisme yang dikampanyekan para pengusung paham negara khilafah.

Menurut dia, jika bangsa Indonesia pandai menjaga memori tentang sejarah bangsa, maka sesungguhnya tidak ada alasan lain untuk lari dari Pancasila sebagai ideologi bangsa.

“Menurut catatan sejarah di tanah air, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sesungguhnya sudah tumbuh dan mengakar di tengah nenek moyang bangsa Indonesia jauh sebelum Pancasila sebagai ideologi dilahirkan pada 1 Juni 1945,” ujarnya.

Karena itu dia menilai faktor penting yang harus diperhatikan dan dijaga suatu bangsa dalam menjaga eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran adalah menjaga sejarah bangsa itu sendiri.

Menurut politisi PDI Perjuangan itu, kaburnya sejarah suatu bangsa dan suatu negara akan menghancurkan bangsa dan negara itu sendiri.

Basarah mengutip pernyataan Sun Tzu yang menyebutkan bahwa untuk mengalahkan bangsa yang besar tidak perlu dengan mengirim pasukan perang yang besar, tapi cukup dengan menghapus pengetahuan atas sejarah kejayaan leluhurnya.

Tinggalkan Balasan