BANDUNG – Situasi pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung hingga saat ini mendatangkan tantangan yang sangat terasa bagi seluruh lini usaha, tak terkecuali industri properti tanah air yang harus mengalami penyusutan permintaan. Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), tingkat penjualan properti residensial mengalami penurunan cukup tajam pada sebesar -43,19% year on year (y-o-y) hingga Kuartal 1 2020.
Tantangan yang dihadapi para pengusaha sektor properti ini menjadi salah satu pembahasan yang dibedah dalam Webinar dengan tema “Menata Kembali Bisnis Properti Pasca Pandemi COVID-19″ yang diadakan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Jawa Barat pada hari Selasa (11/8/2020).
Direktur Konsumer & Ritel bank bjb Suartini mengatakan dampak dari tantangan akibat COVID-19 yang dihadapi sektor properti ini turut dirasakan bank bjb khususnya dalam hal penyaluran KPR, namun demikian bank bjb selalu melihat peluang untuk penyaluran kredit properti khususnya di Jawa Barat yang diharapkan akan segera menunjukkan tren positif seiring upaya stimulasi perekonomian lewat berbagai agenda pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Hampir semua lini industri mengalami tekanan dalam situasi pandemi yang luar biasa seperti sekarang ini. Namun demikian, upaya untuk melihat dan menggali peluang harus terus dilakukan terutama di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang memungkinkan kembalinya aktivitas ekonomi secara berkala,” kata Suartini.
Seiring dengan berangsur normalnya aktivitas perekonomian, hal tersebut akan ikut mempengaruhi penguatan daya beli masyarakat yang menurun selama pandemi. Apalagi, pemerintah juga telah turun tangan memberikan beragam stimulasi untuk menggairahkan perekonomian. Karena itu optimisme kebangkitan usaha dengan sendirinya akan berembus, termasuk bagi pengusaha yang selama ini menerima permintaan properti hunian.