Lupa Lian Hua

“Anda baik-baik saja?” tanya saya.

“Saya di Singapura. Sudah beberapa bulan saya di sini,” jawab Tjokro.

“Tidak ikut rapat Yayasan Xianyou?” tanya saya lagi.

“Saya di sini, di Singapura. Lagi mendapat cucu baru,” tambahnya.

Peguyuban warga Xianyou itu sudah berdiri sejak 98 tahun lalu di Surabaya. Jauh sebelum ada negara Indonesia. Tjokro adalah ketua yang ke-16. Ia sudah tujuh tahun di jabatan itu. Sebelum Tjokro, ketua Xianyou adalah Sulistio, pemilik pabrik kertas “Surya Kertas” yang besar itu.

Lalu saya cek juga ke keluarga Wie Kiong. “WA itu hoax,” katanya.

Memang kakak Wie Kiong, bernama Wie Jie, umur 74 tahun, lagi sakit. Juga positif Covid-19. Lagi dirawat di rumah sakit. Tapi masih hidup. Kondisinya sudah membaik. Istri Wie Jie juga tertular. Juga lagi di rumah sakit. Juga membaik.

Memang ada yang meninggal lagi. Tapi bukan dari keluarga ini. Namanya: Soetrisno Sanjoto. Nama Tionghoanya: Yang Jin Tai, 75 tahun. Jin Tai adalah sahabat karib Wie Kiong. Sering kumpul bersama. Makan bersama. Nyanyi bersama.

Ia meninggal lebih dulu dari Wie Kiong.  Ia juga pengusaha besar. Bidang usahanya show room mobil. Juga alat-alat musik.

Lalu ada lagi yang dihebohkan ikut meninggal. Fok Lung. Tapi ternyata ini juga hoax.

Tapi Fok Lung memang sakit. Juga tertular Covid-19. Demikian juga istrinya. Masuk rumah sakit. Juga positif.

Fuk Lung juga teman akrab Wie Kiong. Bidang usahanya atap rumah. Ia punya pabrik besar. Merk atapnya pasti Anda tahu: Rooftop. Keadaannya kini sudah lebih baik. Demikian juga istrinya.

Saya mencoba menghubungi Helen Widjaja, adik perempuan Wie Kiong. Tidak bisa terhubung.

Saya hubungi Robby Widjaja suami Helen. Juga tidak terhubung. Rupanya seluruh keluarga besar ini lagi mengarantina diri. Tidak mungkin telepon saya tidak mereka respons. Saya sering bersama mereka kalau lagi pergi di daerah seputar Fuqing-Putian-Fuzhou-Xiamen-Quanzhou.

Salah satu kakak Helen, Lukman Widjaja, sudah meninggal lebih dulu. Tujuh tahun yang lalu. Lukman inilah yang dikenal agresif dan kerja keras memajukan pabrik sepatu mereka. Ia sangat agresif menarik investor dari Taiwan ke dalam usaha keluarga. Sejak itulah grup ini berkembang pesat. Sampai memiliki delapan perusahaan, termasuk yang joint dengan Taiwan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan