5 Bulan Tak Beroperasi, Pengusaha Spa dan Pijit Tradisional Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Karyawan

BANDUNG – Sejak lima bulan yang lalu atau sejak adanya Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) hampir semua sektor usaha terhenti atau diberhentikan sementara kegiatannya. Tak terkecuali untuk sektor wisata perkotaan yang didalamnya termasuk spa dan panti pijat tradisional.

Dengan tidak beroperasi sejak lima bulan yang lalu, maka otomatis berdampak pada ekonomi bagi para pelaku usaha tersebut. Baik pemilik, pengelola hingga para karyawannya mulai dari pemberi jasa pijit, Office Boy, kasir, security dan juga pegawai-pegawai lainnya. Bahkan warga sekitar tempat usaha itu yang kerap ikut mencari rezeki disana.

Akhirnya para pengusaha hiburan spa dan pijat tradisional itu pun angkat bicara dan meminta pemerintah Kota Bandung memperhatikan nasib mereka.

Salah satu pemilik spa tradisional, Yafet merasa sektor industri hiburan spa dan pijat tradisional mendapat stigma negatif sehingga dikesampingkan. Padahal, hiburan spa dan pijit tradisional memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kota Bandung dengan jumlah nominal yang terbilang besar.

”Kami juga ingin ada perhatian dari pemerintah. Apalagi kita juga sama warga Bandung,” kata Yafet, saat ditemui di Jalan Lengkong Besar, Kamis (23/7).l

Menurutnya, saat ini meski tidak beroperasi, namun beberapa dari pengusaha tetap harus mengeluarkan biaya operasional, seperti bayar sewa gedung, bayar listrik serta masih memeberikan gaji bagi para karyawan yang menjaga gedung.

”Ada beberapa tempat yang masih memberikan gaji walau tidak sepenuhnya,” ujarnya.

Untuk itu lah, pihaknya meminta agar pemerintah segera memberikan izin spa dan pijat tradisional beroperasi kembali. Dia pun mengaku, para pengelola siap mengikuti aturan dan persyaratan yang diberikan pemerintah.

”Kita siap memenuhi semua protokol kesehatan, kita juga kita komitmen untuk jalanin. Semua pemilik usaha siap menjadi penjamin dan bertanggung jawab penuh,” terangnya.

Selama ini, yang dilakukan para pengelola rata-rata merumahkan semua karyawannya. Sehingga sama sekali tidak ada pemasukan bagi mereka.

”Dampak ekonominya sangat terasa sekali. Kasihan juga bagi mereka yang jadi tulang punggung keluarga,” ucapnya.

Di Bandung sendiri, kata dia, ada sekitar 130 spa dan tempat pijat tradisional, dari jumlah tersebut ada ribuan karyawan yang terdampak.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan