Kebijakan New Normal Menyesuaikan Kebijakan Protokol Kesehatan

Kemudian, lama belajar di sekolah dikurangi dari waktu seharusnya. Selebihnya waktu digunakan untuk belajar di rumah.

Sementara itu, Sekolah juga wajib menyediakan hand sanitizer dan disinfektan. Kemudian, tempat cuci tangan dan sabun disediakan di depan kelas. Satu kelas, satu tempat cuci tangan.

Lalu, setiap siswa dan warga sekolah lainnya harus menggunakan masker. Sekolah pun harus menyediakan termometer untuk mengecek suhu peserta didik.

Meski kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, keputusan ini diambil demi memulihkan kondisi ekonomi yang sempat mengalami kelesuan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah berencana menerapkan new normal, didasari oleh sektor ekonomi.

Perekonomian Indonesia hampir dibuat lumpuh oleh pandemi virus corona. Berhentinya aktifitas sosial nyatanya telah menghambat perputaran roda perekonomian. Kondisi tersebut tentu saja tidak bisa terus dibiarkan karena akan memicu peningkatan PHK yang tidak terkontrol.

Airlangga menuturkan, Pandemi yang mengancam kesehatan apabila disandingkan dengan sosial-ekonomi seperti dua sisi mata uang yang selalu beriringan. Ketika sektor kesehatan terancam, maka sisi ekonomi ikut terhantam.

Pertumbuhan ekonomi tentu menjadi sesuatu yang penting bagi Indonesia. tercatat sebelum Pandemi covid-19 ini terdapat 7 juta masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut diperpuruk dengan adanya 1.8 juta pekerja yang terpaksa di-PHK.

Sementara itu, DKI Jakarta telah beberapa kali disinggung pemerintah sebagai provinsi yang paling memenuhi syarat untuk menerapkan tatanan kehidupan new normal. Salah satu syarat yang terpenuhi adalah banyaknya penduduk yang sudah melakukan test covid-19. Presiden Jokowi juga telah mengingatkan beberapa kali untuk melakukan tes covid-19.

Penerapan new normal yang direncanakan oleh pemerintah tentu saja harus disikapi dengan bijak. Jangan sampai pelonggaran PSBB membuat masyarakat kembali bebal dan tidak mengindahkan protokol kesehatan.

Siap atau tidak suatu wilayah, New Normal haruslah dipersiapkan dan di sosialisasikan secara efektif ke berbagai lapisan masyarakat. Sehingga perekonomian meingkat dan banyak masyarakat semakin sehat.

)* Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan