Bantuan Senilai Rp 60 Miliar, Dinsos KBB Maksa Masukan Daging Ayam ke Dalam Paket Sembako, Ada Apa Ini ?

KBB – Panitia kerja Percepatan Penanganan Covid-19 DPRD Kabupaten Bandung Barat, sejak awal merekomendasikan Pemerintah KBB agar memberikan bantuan ke warga terdampak Covid-19 berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan berupa sembako.

Namun Pemerintah KBB tidak menggubris rekomendasi Panja percepatan penanganan Covid-19 DPRD terkait bantuan sembako untuk warga, hingga akhirnya muncul kabar warga menerima sembako busuk.

Seperti diketahui, sembako busuk ini diterima oleh warga Perum Alam Sanggar Indah (ASI) RW 13, Desa Citapen, Kecamatan, Cihampelas, KBB, Bahkan, selain ayam, jenis sembako yang lain pun tidak layak dikonsumsi.

“Kami sarankan demikian supaya tepat sasaran, lalu lebih mudah untuk diberikan, dan yang paling penting untuk meminimalisir ada penyimpangan dalam proses pengadaan,” ujar Ketua Panja Percepatan Penanganan COVID-19 DPRD KBB, Bagja Setiawan, saat dihubungi, Minggu (26/4).

Namun, ada beberapa pihak dari Pemda KBB tetap memaksakan ingin memberikan bantuan berupa sembako. Padahal, di sisi lain Dinas Sosial sudah setuju bantuan diberikan berupa BLT.

“Ini perlu dikonfrontir, kenapa Panja sarankan harus BLT, tapi Pemda ‘keukeuh’ harus pakai sembako. Kita terus mengawal proses pengadaannya sesuai undang-undang yang berlaku,” katanya.

Ia mengatakan, proses pengawalan pengadaan tersebut perlu dilakukan karena anggaran untuk sembako saja sangat besar, yakni mencapai Rp 60 miliar untuk 30 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“Itu per paketnya Rp 500 ribu, sesuai arahan pak gubernur di kali 4 bulan. Jadi, itu anggarannya Rp 60 miliar dengan pengadaannya pakai skema penunjukan langsung, jadi luar biasa,” ucap Bagja.

Jika kondisinya tidak seperti saat ini untuk pengadaan barang dan jasa dengan nilai di atas Rp 200 juta saja sudah tidak bisa dilakukan penunjukan langsung.

“Hari ini Rp 60 miliar pakai penunjukan langsung, jadinya riskan. Tapi saya pastikan itu berjalan sesuai aturan, tidak ada yang bermain di situ. Harus murni demi kepentingan masyarakat,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial KBB, Hari Partomo mengatakan, adanya ayam busuk dalam paket sembako tersebut karena sembakonya terlambat diterima oleh KPM.

Menurutnya, jika ayam potong tersebut sampai tepat waktu atau diterima KPM hari itu juga, kondisinya bakal tetap segar. Namun, jika sembakonya diterima keesokan harinya, khusus ayam potong pasti sudah tak layak konsumsi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan