Jaga Kebugaran Atlet, PBSI Gelar Latihan Tertutup

JAKARTA – Akibat pandemi Covid-19 membuat seluruh kegiatan olahraga mulai dari latihan hingga kejuaraan na­sional maupun internasional tertunda. Bahkan, sebagian kejuaraan, ada juga yang ter­henti.

Berhentinya kegiatan tidak mengurangi semangat Per­satuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang tetap mengadakan sesi latihan di sela karantina tertutup di pu­sat pelatihan nasional (pelat­nas) Cipayung, Jakarta Timur.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Su­santi mengatakan tujuan utama latihan di masa ini hanya untuk menjaga kebu­garan atlet. ”Latihan sekarang ini tetap ada, mencakup tek­nik dan fisik, tapi hanya untuk jaga performa, stroke akurasi saja,” ungkap Susy seperti dikutip situs resmi PBSI, Minggu (12/4).

“Porsi latihannya sekitar 40-50 persen saja, yang terpenting saat ini menjaga kesehatan atlet, jadi menyesuaikan dengan kondisi atlet, program sesuai arahan pelatih masing-masing sektor,” tambahnya.

Susy menjelaskan, pihaknya baru akan akan mulai mene­rapkan program latihan in­tensif mulai 2 Juni 2020 atau setelah hari raya Idul Fitri. latihan pada tahap ini sudah mulai normal kembali karena para atlet akan menjalani program persiapan menuju turnamen, seandainya turna­men sudah bisa berjalan pada Agustus 2020. ”Program latihan normal akan berjalan setelah lebaran, semoga si­tuasinya juga sudah normal kembali,” jelasnya.

Peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 ini juga mengimbau para atlet untuk disiplin men­jaga performa mereka, teru­tama atlet-atlet muda agar ‘feel’ permainan mereka tidak hilang. ”Atlet muda memang harus tetap latihan stroke dan akurasi, karena di bagian ini mereka masih belum matang, sehingga mereka harus lebih konsisten latihan, agar feel akurasi dan stroke-nya tidak hilang setelah lama absen turnamen dan latihan inten­sif,” tuturnya.

Lebih lanjut, Susy menam­bahkan bahwa situasi pan­demi virus Corona ini mem­buat pihaknya mengatur ulang program dengan seefektif dan seefisien mungkin untuk para atlet, terutama mereka yang diprioritaskan menuju olimpiade.

”Perubahan jadwal olim­piade tentu ada dampaknya buat atlet, mereka harus mem­persiapkan diri lebih lama, kondisi tubuh harus dijaga, performa nanti ditingkatkan lagi dan diatur ulang sehing­ga puncaknya bisa dicapai di olimpiade,” tuntasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan